Di Purworejo, Mentan Amran Temukan Harga Gabah di Bawah Patokan

Saat berada di Purworejo Jawa Tengah, Menteri Amran mendapati harga gabah berada di kisaran Rp 3.000 per kilogram (kg).

oleh Arthur Gideon diperbarui 10 Mar 2017, 08:30 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2017, 08:30 WIB
Panen raya petani padi di Purworejo, Jawa Tengah.
Panen raya petani padi di Purworejo, Jawa Tengah.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengunjungi beberapa daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah pada sejak awal pekan ini. Kunjungan tersebut untuk memastikan harga gabah terkendali di masa panen bulan ini.

Saat berada di Purworejo Jawa Tengah, Amran mendapati harga gabah berada di kisaran Rp 3.000 per kilogram (kg). Harga tersebut di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang dipatok Rp 3.700 per kg. Melihat harga tersebut, Amran pun memerintahkan kepada Bulog untuk mengawasi pembelian gabah dengan cermat.

"Saya minta tiga hari lagi tidak ada harga Rp 3.000 per kg, semua harus menjadi Rp 3.700 per kg. Bulog dan Babinsa harus bersama-sama memastikan gabah yang dibeli dari petani minimal sesuai HPP," ujar Mentan‬ Amran seperti dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (10/3/2017).

Sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, seluruh gabah hasil panen petani harus diserap oleh Bulog sesuai dengan harga HPP dengan kadar air 25 persen. Sebagai orang yang ditunjuk langsung memimpin tim penyerapan gabah, Menteri Pertanian langsung turun ke lapangan memastikan gabah terbeli.

"Saat ini perhatian Presiden kepada petani luar biasa. Begitu mendengar harga turun langsung perintahkan kami turun langsung ke lapangan melihat kondisi dan memberikan solusi kepada petani," ujar Amran.

Menteri Amran pun meminta agar semua pihak terkait untuk bersinergi membantu Bulog mendapatkan gabah petani dengan harga sesuai dengan HPP. "Kita banjiri dulu gudang Bulog, target tiga bulan gudang Bulog harus sudah terisi penuh dengan harga yang tidak merugikan petani," tegas Amran.

Dalam kunjungan ke Puworejo tersebut, Amran juga memberikan bantuan tambahan berupa hand tractor, traktor roda 4, rice transplanter dan combine harvester kepada kelompok petani di Desa Menggulung kulon.

Khusus untuk combine garvester, Amran mendelegasikan tugas kepada Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita) untuk mengoperasionalkan bantuan alat pertanian tersebut agar mereka dapat belajar berwirausaha secara mandiri.‬

"Kami anggarkan khusus untuk para pemuda ini triliunan, agar mereka dapat hidup mandiri dan tidak perlu datang ke kota untuk menjadi tukang batu atau menjadi pengangguran, yang kalau gagal ujung-ujungnya menjadi begal," pungkas Amran. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya