Liputan6.com, Jakarta - Saya pernah kok jadi karyawan. Sudah lamalah pokoknya. Dulu, pertama kali kerja jadi karyawan adalah waktu saya kuliah.
Jadi ceritanya saya dapat jadwal kuliah tiap malam hari. Akhirnya pagi dan siang saya kerja jadi karyawan di sebuah perusahaan yang memperdagangkan alat-alat keamanan ke sebuah perusahaan tambang.
Enggak usah saya singgunglah apa jabatan saya di situ. Tapi yang jelas, sebagai karyawan, saat yang tunggu-tunggu adalah tiap tanggal 25, karena tanggal itu adalah tanggal gajian.
Advertisement
Baca Juga
Jangan ditanya apa yang saya lakukan di hari ketika gajian datang. Pagi-pagi -karena jaman itu belum ada internet banking- sebelum pergi ke kantor saya sudah cek saldo di ATM. Belum masuk? Saya jalan terus jalan ke kantor.
Begitu istirahat siang, saya pergi lagi ke ATM. Ternyata sudah masuk. Langsung saya transfer sini transfer sana, bayar sini bayar sana. Seketika itu juga gaji saya tinggal 40 persennya. Baru hari pertama dan saldonya sudah 40 persen. Luar biasa.
Tapi enggak apa-apa. Dalam satu minggu pertama, saya masih merasa seperti orang yang paling banyak uang. Beli ini beli itu. Boros sekali. Tapi begitu masuk minggu kedua, saya mulai merasa khawatir. Mulailah saya sedikit berhemat. Pas masuk minggu ketiga, gaji saya habis.
Habis sehabis-habisnya.
Boros di tanggal muda, akhirnya saya bokek di tanggal tua. Begitu terus setiap bulan selama dulu saya jadi karyawan.
Ya, sebutan ‘Bokek di Tanggal Tua’ ini biasanya terjadi ketika:
1. Anda hanya punya penghasilan yang frekuensinya hanya datang 1x tiap bulan,
2. Gaji Anda sudah habis pada minggu ketiga atau keempat,
3. Anda tidak punya simpanan tabungan lain di luar gaji Anda.
Ikut prihatin. Saya pun pernah merasakannya waktu jadi karyawan dulu.
Kalau begitu, apa yang harus Anda lakukan untuk mencegah agar bokek seperti ini tidak lagi terulang di bulan-bulan berikutnya? Ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan.
Prioritaskan Wajib dan Butuh
1. Prioritaskan Wajib dan Butuh
Tiap bulan, biasanya uang Anda akan digunakan untuk membayar Wajib, Butuh dan Ingin. Wajib adalah pengeluaran yang sifatnya wajib untuk Anda bayar, di mana kalau Anda tidak bayar akan ada konsekuensi berupa denda, bunga atau dosa. Contohnya seperti cicilan utang, kalau Anda tak bayar akan ada denda.
Kalau cicilan utang itu tidak Anda bayarkan semua, maka sisa yang belum dibayarkan akan terkena bunga. Begitu juga zakat, kalau enggak dibayarkan tentunya akan ada dosa. Itulah Wajib.
Kedua adalah Butuh. Jadi Butuh adalah segala pengeluaran yang butuh Anda bayarkan, dimana kalau Anda tidak bayarkan mungkin tidak akan ada denda, bunga atau dosa, tapi akan ada fungsi yang berhenti.
Contoh, kalau Anda punya mobil atau motor, Anda butuh beli bahan bakar. Anda tidak beli bahan bakar, ya enggak apa-apa. Tidak akan ada denda, bunga atau dosa, tapi paling-paling kendaraan Anda tak akan bisa dipakai jalan.
Begitu juga dengan kebutuhan untuk beli pulsa HP misalnya. Nah, Ingin adalah segala pengeluaran yang Anda beli karena memang Anda inginkan, bukan karena Anda Wajib membelinya atau Butuh membelinya. Nah, ketahuilah bahwa biasanya Wajib dan Butuh itu sudah bisa diperkirakan pos dan angkanya tiap bulan.
Misalnya, kewajiban cicilan utang berapa, belanja sembako berapa, anak sekolah berapa, pulsa HP berapa, semuanya bisa diperkirakan. Tapi yang namanya ingin, biasanya tidak bisa diperkirakan.
Nah, langkah pertama yang harus Anda lakukan agar tidak bokek di tanggal tua adalah memastikan gaji Anda memang cukup untuk membayar Wajib dan Butuh Anda. Jadi pastikan bahwa gaji tersebut memang diprioritaskan untuk membayar Wajib dan Butuh dulu, bukan Ingin.
Rekening Berbeda
2. Gunakan Rekening Berbeda
Yang namanya gaji, biarpun di atas kertas dia cukup untuk bayar semua yang Wajib dan Butuh, tapi tetap saja dalam eksekusinya gaji Anda tidak selalu bisa membayar semua Wajib dan Butuh Anda.
Ini bisa terjadi karena seringkali pos-pos yang Wajib dan Butuh itu kadang tidak jatuh tempo di tanggal yang sama, sehingga Anda mungkin sudah terlanjur memakai uangnya untuk hal lain, buat yang Ingin misalnya.
Jadi apa yang harus Anda lakukan adalah dengan menyelamatkan dulu uang untuk membayar pos-pos Wajib dan Butuh Anda. Caranya dengan menggunakan dua rekening yang berbeda, yang satu - katakan rekening A - Anda gunakan untuk menerima gaji sekaligus membayar Wajib dan Butuh Anda.
Rekening kedua - katakan rekening B - gunakan untuk membeli barang-barang yang memang Anda ingin. Tiap bulan, begitu Anda dapat gaji, maka prioritas Anda adalah menyelamatkan dulu angka yang cukup untuk Wajib dan Butuh Anda, dan silakan transfer sisanya ke rekening Anda yang satu lagi untuk Anda gunakan membayar pos-pos Ingin Anda.
Jadi bayarlah pengeluaran-pengeluaran Wajib dan Butuh menggunakan rekening A, dan bayarlah pengeluaran Ingin menggunakan rekening B. Jangan dibalik.
Kendalikan Diri
3. Kendalikan Diri Sejak Tanggal Muda
Kalau Anda melakukan apa yang saya sarankan tadi diatas, maka Anda sekarang mungkin sudah punya jatah khusus untuk membayar atau membeli segala barang yang memang Anda inginkan. Tapi jangan lupa, membeli barang yang Ingin memang tidak apa-apa, tapi batasi diri Anda.
Jangan sampai tiba-tiba Anda terpaksa harus berada dalam kondisi tidak punya uang karena terlalu banyak membeli barang-barang yang sekedar Ingin. Banyak orang cenderung lepas kendali ketika punya banyak uang, dan tiba-tiba menjadi sangat rasional ketika sedang tidak punya uang.
Apa yang harus Anda lakukan adalah cobalah tetap rasional dan mengendalikan diri walaupun Anda baru saja gajian. Selalu ke depankan akal sehat Anda ketika ingin membeli sesuatu, apalagi yang sifatnya hanya Ingin, bukan Wajib atau Butuh.
Pertimbangan-pertimbangan seperti penampilan barang, perasaan bangga ketika memakainya atau karena mereknya yang terkenal seringkali hanyalah pertimbangan emosional yang kadang menutupi pertimbangan rasional Anda.
Apa saja pertimbangan-pertimbangan rasional yang bisa Anda gunakan dalam membeli sesuatu? Yaah, pertama adalah apakah harganya sama atau lebih rendah daripada perkiraan nilainya. Kemudian seperti apakah kualitas barang tersebut. Lalu apa saja kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dibanding produk lain yang sejenis.
Lalu apakah dia cukup tahan lama ketika dipakai, yaitu apakah dia bisa bertahan hingga bertahun-tahun atau hanya beberapa kali pakai lalu cepat rusak, dan apakah dia memberikan garansi atau tidak. Itulah hal-hal yang harus Anda pertimbangkan. Prinsipnya, tetaplah kendalikan diri Anda dalam berbelanja walaupun masih tanggal muda.
Nah, mudah-mudahan dengan tips-tips di atas, Anda bisa menghindari kemungkinan kehabisan uang di Tanggal Tua, karena - percayalah - bokek itu tidak pernah enak.
Safir Senduk & Rekan
Telepon: (021) 2783-0610
HP: 0818-770-500 (Dala Rizfie-Manajer)
Twitter/Instagram: @SafirSenduk