Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) telah menjual surat utang berbasis syariah dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS) atau sukuk global sebesar US$ 3 miliar pada 2017. Penerbitan sukuk global tersebut merupakan yang terbesar di luar kawasan negara teluk.
Direktur Jenderal (Dirjen) PPR, Robert Pakpahan mengungkapkan, pemerintah menerbitkan sukuk global di pasar internasional sebesar US$ 3 miliar. Terbagi atas dua seri, yakni seri SNI0322 senilai US$ 1 miliar untuk tenor 5 tahun dan seri SNI0327 sebesar US$ 2 miliar dengan jatuh tempo 10 tahun.
Sukuk global ini diterbitkan pemerintah melalui perusahaan penerbit Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Indonesia III, sebuah badan hukum yang dibentuk pemerintah khusus untuk melakukan penerbitan SBSN.
Advertisement
"Tanggal pricing 22 Maret 2017, untuk tenor 5 tahun, total penawaran yang masuk US$ 4,87 miliar, tapi kita issued US$ 1 miliar. Sedangkan tenor 10 tahun dari orderbook US$ 5,97 miliar, dieksekusi US$ 2 miliar. Jadi total US$ 3 miliar," kata Robert saat berbincang dengan wartawan di Press Room Kemenkeu, Jakarta, Kamis (30/3/2017).
Baca Juga
Dia melanjutkan, sukuk global untuk tenor 5 tahun ditawarkan dengan imbal hasil atau yield 3,40 persen dan 4,15 persen untuk sukuk jatuh tempo 10 tahun. Imbal hasil tersebut dibayarkan setiap 6 bulan.
Imbal hasil sukuk global di 2017 untuk tenor 5 tahun lebih rendah dibanding penerbitan global bond di Desember 2016 sebesar 3,75 persen. Sementara untuk tenor 10 tahun lebih rendah dari global bond Desember 2016.
"Imbal hasil di secondary market lebih tinggi sedikit. Setiap penerbitan, kita selalu melihat kondisi setiap hari berbeda-beda, AS treasury sekarang ini tinggi. Tapi spread kita makin membaik, mengecil terhadap AS treasury," Robert mengatakan.
Robert mengungkapkan, penerbitan sukuk global 2017 merupakan penerbitan global sukuk dalam mata uang dolar AS terbesar dari penerbit di luar kawasan teluk (GCC). Negara anggota teluk, antara lain Bahrain, Qatar, Kuwait, Oman, Arab Saudi, dan Uni Emirate Arab.
"Ini penerbitan sukuk global terbesar di luar negara GCC dan penerbitan sukuk global dolar AS terbesar oleh pemerintah Indonesia. Tahun lalu terbitkan US$ 2,5 miliar terbesar juga, tahun depan bagaimana," ujar dia.
Penerbitan sukuk global denominasi dolar AS terbesar di kawasan teluk atau GCC dilakukan pemerintah Qatar sebesar US$ 4 miliar pada 2012.
Dari data DJPPR, penerbitan sukuk global oleh pemerintah Indonesia sudah berlangsung 8 kali, dimulai pada 2009 dengan nilai US$ 650 juta hingga US$ 3 miliar di 2017. Pada 2011, nilai penerbitan sukuk global sebesar US$ 1 miliar, dan US$ 1 miliar pada 2012.
Kemudian nilainya naik masing-masing dengan penerbitan US$ 1,5 miliar pada 2013 dan 2014, meningkat lagi menjadi US$ 2 miliar di 2015. Dan pada 2016, penerbitan sukuk global sebesar US$ 2,5 miliar.
Â