Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengaku selama ini banyak pegawai di Kemendag yang tugasnya rentan terhadap godaan korupsi atau suap menyuap. Akibat takut terkena kasus korupsi, para pegawai ini tidak bisa bekerja secara maksimal.
"Saya sudah mulai benar-benar merasakan bahwa mayoritas mereka mempunyai komitmen untuk berbuat bagi bangsa dan negara tanpa ada unsur ketakutan. Sebab beberapa waktu lalu ada juga, daripada kena mending tidak kerja," ujar dia di Kantor Kemendag, Jakarta, Senin (3/4/2017).
Baca Juga
Advertisement
Dia kemudian mengungkapkan, jika memang tidak ada niat untuk korupsi atau menerima suap, maka seharusnya mereka tidak perlu takut. Sebab jika pegawai Kemendag tidak bekerja secara maksimal karena ketakutan, maka akan berdampak pada pemenuhan ‎kebutuhan bahan pokok masyarakat.
‎"Kalau kita tidak ada niatan, maka kita tidak perlu takut. Anda membuka diri kepada kelompok pengusaha. Karena pengusaha membutuhkan kita. Kita jangan berpikir kita penguasa. Kita mengendalikan dan regulator semata. Tapi sekali lagi, pesan Presiden kita jadi akselarator dalam pembangunan. Kalau ini bisa terjadi dan tidak ada apa pun godaan yang biasanya sering dilakukan. Latar belakang saya pengusaha, tidak ada keinginan pengusaha untuk memberi kalau tidak diperas. Untuk itu seluruh proses perizinan kita permudah," ucap dia.
Menurutnya, tidak mudah membangun citra birokrasi yang bersih, profesional, dan melayani. Namun, dengan semangat reformasi birokrasi dan komitmen yang tinggi, kita bisa membuktikan bahwa kita mampu menjadi ASN yang bermartabat dan memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara ini.
Mendag menilai bahwa mayoritas ASN Kemendag berkomitmen untuk berbuat bagi bangsa dan negara.
"Yang menjadi muara bagi kita, sebagai penyelenggara negara adalah untuk berbuat baik tanpa beban untuk kepentingan masyarakat," kata Enggar.
Menurutnya, ASN Kemendag juga harus terbuka dengan dunia usaha. Ini dikarenakan peran Kemendag yang diinstruksikan Presiden bukan hanya sebagai regulator, tetapi juga sebagai akselerator perekonomian di sektor perdagangan.
"Integritas harus tetap terjaga karena sekali "bermain", maka kita akan kehilangan wibawa dan tidak bisa berjuang untuk rakyat," kata dia.
Kepada kalangan dunia usaha, Enggar menyampaikan bahwa sudah cukup waktu untuk imbauan dan ajakan. Sekarang waktunya bertindak.
"Belum lama ini kami mencabut izin bagi importir hortikultura yang nakal. Itu bisa kami lakukan," kata Mendag.
Sementara di sektor daging, kuota saat ini menjadi sumber masalah dan berpotensi menjadi area korupsi. Karena itu, kuota dilepas dan harga perlahan turun.
"Belakangan juga diketahui ada importir daging yang melakukan penyelundupan. Itu kita tindak tegas dan kami bisa tegas karena tidak ada yang main-main di Kemendag," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif dalam diskusinya menyampaikan bahwa integritas harus menjadi bagian utama bagi ASN Kemendag dalam melakukan pekerjaannya.
Menurutnya, pendidikan antikorupsi juga harus diinternalisasi. "Pendidikan antikorupsi tidak akan selesai dengan satu ceramah, tetapi harus diinternalisasi," katanya.
Terkait ini, Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar diskusi bertema Membangun Budaya Anti Korupsi di Lingkungan Kemendag. Diskusi ini diselenggarakan sebagai upaya untuk mencegah tindak korupsi di lingkungan Kemendag.