Liputan6.com, Jakarta - ‎Pemerintah tengah mengkaji wacana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Lantas bagaimana nasib Jakarta jika tak lagi menjadi ibu kota negara?
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang menilai pemindahan ibu kota ini ‎tidak akan berdampak signifikan bagi kegiatan ekonomi dan bisnis di Jakarta. Sebab selama ini Jakarta sudah dikenal sebagai pusat dari kegiatan bisnis dan jasa di Indonesia.
Baca Juga
"Saya rasa sih nggak (berdampak), karena memang Jakarta ini kan sudah terlanjur menjadi kota bisnis. Tetap animo masyarakat untuk datang ke jakarta untuk berwisata juga cukup tinggi," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Minggu (9/4/2017).
Menurut Sarman, yang akan berubah dari Jakarta jika tidak lagi menjadi ibu kota negara yaitu jumlah populasi penduduk yang akan berkurang, terlebih lagi saat siang hari. Sebab, selama ini banyak pekerja baik di pemerintahan maupun swasta yang tinggal di kota-kota penyanggah ibu kota, namun bekerja di pusat kota Jakarta.
"Paling-paling yang sedikit berkurang yaitu masalah populasi, mungkin populasi di siang hari. Kalau di malam hari tidak begitu pengaruh. Karena selama ini pekerja di Kakarta cukup besar, dan mereka tinggal di daerah-daerah penyangga. Tapi kalau dari sisi minat investasi di Jakarta tidak terpengaruh, karena ini kan menjadi pusat bisnis," jelas dia.
Selain itu, masalah kemacetan setiap hari terjadi di Jakarta diyakini bakal bisa ditekan. Sebab, dengan populasi yang berkurang, maka pergerakan kendaraan di sekitar ibu kota juga akan menurun.
"Kalau sekarang kan pusat pemerintahan di Jakarta, sekarang jumlah mobil pemerintah, pengusaha, dan orang-orang yang mengurus izin di Jakarta itu besar sekali. Tapi kalau itu dipindahkan ke pinggiran jakarta, dari segi biaya akan lebih murah, dampaknya ke investor juga akan lancar," ‎tandas dia.
Advertisement