Rawamangun-Kelapa Gading Tersambung LRT Agustus 2018

Selain Jabodebek, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga tengah menggenjot pembangunan Light Rail Transit (LRT) di wilayahnya.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 17 Apr 2017, 14:10 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2017, 14:10 WIB
LRT
Kendaraan melintas di samping proyek Light Rail Transit (LRT), Jakarta Timur, Rabu (22/3). Mega proyek senilai Rp 22,5 triliun tersebut ditargetkan selesai dan siap beroperasi pada Mei 2019. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Selain Jabodebek, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga tengah menggenjot pembangunan Light Rail Transit (LRT) di wilayahnya.

Saat ini Pemprov melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), PT PT Jakarta Propertindo (Jakpro) tengah mengerjakan LRT Jakarta fase A koridor 1, yaitu rute Rawamangun-Kelapa Gading.

"Untuk yang fase pertama itu ditargetkan rampung pada Agustus 2018, setelah itu akan kita lanjutkan ke Dukuh Atas," kata Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Industri, Perdagangan dan Transportasi, Sutanto Soehodho‎ seperti dikutip dari Berita Jakarta, Senin (17/4/2017).

Sutanto mengungkapkan sampai saat ini pembangunan koridor 1 tersebut sudah mencapai 12,75 persen. "Pemprov kerjakan lintasan LRT sepanjang 110 kilometer yang dibagi dalam tujuh koridor," tegas Sutanto.

Proyek LRT yang dikerjakan oleh Pemprov ini nantinya pengoperasiannya akan diserahkan ke swasta seperti yang diterapkan dalam manajemen PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).

Seperti diketahui sebelumnya, Anggota Dewan Transportasi Kota DKI Jakarta Achmad Izzul Waro mengharapkan, keberadaan Light Rail Transit (LRT) dapat bersinergi dan mendukung transportasi publik lain. Sehingga, tidak saling bersaing dan tumpang tindih atau pun berpotensi saling mematikan.

Apalagi, ia menambahkan, jaringan LRT yang dibangun pemerintah pusat sebagian besar berada di wilayah DKI Jakarta.

"Jadi juga diperlukan untuk mempertimbangkan pembangunan-pembangunan jalurnya untuk meningkatkan aksesibilitas pada sarana transportasi publik utama seperti terminal terpadu Pulogebang. Sekaligus bagaimana dampak lalu lintas dan penerapan rekayasa lalu lintas," ucap Achmad.

Selain itu, menurutnya, diperlukan pula penyediaan fasilitas pendukung untuk pengoperasian LRT.

"Seperti parkiran perpindahan moda (park and ride), angkutan penumpang atau terusan serta sarana pejalan kaki yang memadai. Terpenting dibangun juga fasilitas yang ramah disabilitas," ujar dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya