Ini Jadwal Sri Mulyani di Pertemuan IMF-World Bank Washington DC

Sri Mulyani Indrawati, akan bertolak ke Washington DC, Amerika Serikat pada 18 April 2017 untuk menghadiri Pertemuan IMF World Bank

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 17 Apr 2017, 19:35 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2017, 19:35 WIB
20170412-Program Logistik Berikat Jalan Setahun-Angga
Menteri Keuangan Sri Mulyani menghadiri Peringatan Satu Tahun Pusat Logistik Berikat (PLB), Jakarta, Rabu (12/4). Sri Mulyani memberi empat Pekerjaan Rumah (PR) kepada PPLBI untuk menjadikan Indonesia Hub logistik Asia Pasifik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, akan bertolak ke Washington DC, Amerika Serikat pada tanggal 18 April 2017 untuk menghadiri Pertemuan Musim Semi (Spring Meeting) IMF – WB 2017. Pertemuan bertaraf Internasional yang berlangsung pada tanggal 19 – 24 April 2017 tersebut akan dihadiri oleh menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari seluruh dunia dan lembaga kemasyarakatan sipil internasional (international civil society), serta akademisi dan sektor swasta.

Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani menjalankan 3 kapasitasnya yaitu sebagai Development Committee Chair/DC Chair (Ketua Komite Pembangunan) World Bank (WB) – International Monetary Fund (IMF), kemudian Anggota Negara G-20, dan negara anggota dari WB dan IMF.

Dari siaran pers resmi Kementerian Keuangan, yang diterima, Senin (17/4/2017), dalam kapasitasnya sebagai DC Chair WB-IMF, Sri Mulyani akan memimpin sidang para Dewan Gubernur yang mewakili 189 negara anggota WB untuk membuat berbagai keputusan penting mengenai masa depan World Bank Group (WBG). Yaitu arah reformasi WBG untuk membantu negara-negara berpendapatan rendah dan berkembang untuk mencapai tujuan pengurangan kemiskinan dan meningkatkan pemerataan kesejahteraan dalam rangka mendukung Sustainable Development Goal 2030.

Di samping itu, keputusan penting lainnya adalah untuk menentukan fokus dan prioritas WBG, yaitu membantu meningkatkan sumber daya domestik untuk membangun infrastruktur dan sumber daya manusia, meningkatkan peran sektor swasta, kecukupan modal WBG serta bisnis model WBG terutama dalam peningkatan efisiensi dan operasi WBG.

Dalam kondisi ekonomi global yang masih menghadapi ketidakpastian serta terjadinya konflik di berbagai wilayah dan harga komoditas yang masih lemah, tantangan negara berkembang dan negara berpendapatan rendah menjadi makin besar, terutama dalam mencapai tujuan mengurangi kemiskinan dan perbaikan kesejahteraan bersama.

Dalam kesempatan ini, Indonesia dapat menyumbangkan pengalaman dalam upaya pengurangan kemiskinan dan kesenjangan, pembangunan infrastruktur dan menjaga daya tahan ekonomi dari pengaruh negatif gejolak global dengan membangun fondasi ekonomi untuk dapat berdiri tangguh, bergerak maju bersama dan berkelanjutan.

Selain memimpin Development Comitte, Sri Mulyani juga akan menghadiri pertemuan G20 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral, serta menghadiri IMF comittee untuk membahas perkembangan perekonomian global terkini dan arah kebijakan negara-negara G20. 

Sri Mulyani juga diundang ke berbagai acara internaional untuk memberikan pidato, menjadi panelis serta pidato di acara The United States - Indonesia Society (USINDO). Beberapa isu yang akan dibahas adalah inequality (ketidaksetaraan), inclusive growth (pertumbuhan ekonomi yang merata), urbanisasi, reformasi struktural, program amnesti pajak, dan pemberdayaan perempuan. Dia juga akan memberikan sumbangan pemikiran mengenai perkembangan dan pendanaan climate change.

Selain itu, pertemuan bilateral bersama menteri keuangan negara lain di dunia juga akan diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan Spring Meeting 2017 ini. Pertemuan bilateral tersebut dimaksudkan untuk memperkuat kesetaraan kebijakan pertukaran informasi antar negara atau Automatic Exchange of Information (AEOI) untuk mengatasi upaya penghindaran pajak.

Kemudian, dalam pertemuan bilateral tersebut Menteri Keuangan RI akan mendorong agar Indonesia menjadi anggota The Financial Action Task Force (FATF), yang merupakan organisasi yang memberantas aksi pencucian uang (money laundering)

Pada ajang ini, Indonesia juga akan menggelar “Voyage to Indonesia” (VTI), yaitu promosi kegiatan Pertemuan Tahunan WB dan IMF 2018 yang akan diselenggarakan di Bali pada Oktober 2018, dimana Indonesia menjadi tuan rumah. Proyek pembangunan infrastruktur, hasil-hasil seni dan budaya serta kuliner Indonesia akan dipamerkan selama kegiatan berlangsung.

Acara ini, ditambah pertemuan dengan investor AS yang difasilitasi oleh USINDO, diharapkan dapat menarik para investor dalam bentuk FDI (Foreign Direct Investment) serta meningkatnya hubungan perdagangan antar negara.

Sri Mulyani akan didampingi oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut B Pandjaitan yang merupakan Ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan WB dan IMF 2018. Keduanya dijadwalkan bertemu dengan Managing Director IMF dan Presiden WB di penghujung rangkaian Spring Meeting.

Pertemuan Tahunan 2018 diperkirakan akan dihadiri oleh 15.000 delegasi dari 189 negara anggota IMF dan World Bank, yang terdiri dari menteri keuangan dan gubernur bank sentral, delegasi dari lembaga kerja sama ekonomi global dan regional, perwakilan lembaga masyarakat sipil, kalangan swasta dan akademis, dan media dari seluruh penjuru dunia.

Konferensi terbesar di dunia ini juga akan menarik perhatian dunia internasional dan diyakini mendorong terwujudnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang merata dan berkelanjutan.

Sri Mulyani menyebut kesempatan ini merupakan peluang emas bagi Indonesia baik untuk menghasilkan manfaat besar di dalam negeri dan mengambil peran dalam komunitas internasional.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya