Pasokan Listrik Indonesia Timur Bertambah 46,5 MW

Tambahan pasokan listrik 46,5 MW di Indonesia Timur itu berasal dari pembangkit listrik 35 ribu MW.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Apr 2017, 19:40 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2017, 19:40 WIB
20160309-Konsumsi Listrik Nasional 2016 Naik 11,4 Persen-Jakarta
Petugas mengendalikan pipa saluran gas di PLTGU Jakarta, Rabu (9/3). PLN memperkirakan konsumsi listrik nasional pada tahun 2016 diperkirakan mencapai 225 terrawatt hour (twh) atau meningkat 11,4 persen dibandingkan tahun 2015 (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) telah mengalirkan listrik sebesar 46,5 Mega Watt (MW) di Indonesia Timur. Listrik itu berasal dari pembangkit program 35 ribu MW dan 7 ribu MW tambahan dari proyek ketenagalistrikan sebelumnya.

Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN, Haryanto WS mengatakan, dari program 35 ribu MW,‎ wilayah Maluku dan Papua mendapatkan alokasi pembangunan pembangkit listrik sebanyak 1.004,9 MW.

Alokasi pembangunan itu terdiri dari 987,4 MW digarap PLN dan 17,5 MW digarap pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP).

"Jadi dari program 35 ribu MW dan tambahan 7 ribu MW, untuk regional wilayah Maluku dan Papua‎ ada pembangkit 1.000 MW," kata Haryanto, di kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (25/4/2017).

Saat ini total pembangkit listrik ‎yang telah beroperasi dari program tersebut sebesar 46,5 MW. Terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Genyem Papua berkapasitas 20 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 Papua berkapasitas 10 MW.

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) Prafi Papua Barat berkapasitas 2X1,25 MW, PLTU Maluku Utara berkapasitas 2X7 MW, Marine Vessel Power Plant (MVPP) Ambon berkapasitas 60 MW.

Sedangkan pembangkit listrik yang sudah masuk tahap konstruksi sebesar 180 MW, tahap ‎pengadaan sebesar 260 MW dan tahap perencanaan sebesar 560 MW.

Untuk pembangunan transmisi, PLN Regional Maluku dan Papua telah menyelesaikan sepanjang 274 kilometer sirkit (kms) dan sebanyak 100 Mega Volt Ampere (MVA) gardu induk.

"Tantangan terbesar yang kami alami dalam pembangunan ini, yakni perizinan dan pembebasan lahan. Tentunya dengan dukungan dan bantuan dari pemerintah setempat, stakeholders serta peran masyarakat, kami yakin masalah ini akan segera teratasi," tutur Haryanto.

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya