Harga Minyak Tergelincir Kenaikan Produksi

Libya National Oil Company meningkatkan produksinya di atas 760 ribu barel per hari, tertinggi sejak Desember 2014.

oleh Nurmayanti diperbarui 02 Mei 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2017, 06:00 WIB
Ilustrasi Harga Minyak
Ilustrasi Harga Minyak

Liputan6.com, New York Harga minyak mentah dunia tergelincir 1 persen seiring meningkatnya produksi di Libya dan OPEC. Tanda-tanda pertumbuhan manufaktur di China yang lebih lambat dari perkiraan dan ikut menekan ekspektasi permintaan minyak.

Melansir laman Reuters, Selasa (2/5/2017), patokan harga minyak mentah global Brent untuk bulan Juli turun 53 sen menjadi US$ 51,52 per barel. Sementara minyak mentah AS untuk Juni turun 49 sen, atau 1 persen, ke posisi US$ 48,84 per barel.

"Pasar Terus memburu harga terendah (bottom)," kata Gene McGillian, Manajer Riset Pasar Tradition Energy di Stamford, Connecticut.

Libya National Oil Company meningkatkan produksinya di atas 760 ribu barel per hari, tertinggi sejak Desember 2014. Negara ini pun berencana untuk terus menambah produksinya.

Sementara pengeboran minyak AS bertambah sembilan rig pada pekan lalu, ini jumlah terbesar sejak April 2015, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes.

Adapun harga minyak mentah AS telah turun hampir 9 persen sejak 11 April terbebani ketidaksabaran pasar dengan melambatnya persediaan di seluruh dunia bahkan setelah produsen minyak utama pada akhir tahun lalu sepakat untuk mengurangi produksi 1,8 juta barel per hari pada semester pertama 2017.

OPEC dan anggota non OPEC lainnya rencananya akan bertemu pada 25 Mei untuk membahas kemungkinan untuk memperpanjang pengurangan produksi tersebut.

Menteri Perminyakan Iran, mengatakan OPEC dan produsen non-OPEC memberikan sinyal positif untuk memperpanjang pemotongan output.


Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya