Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah mengalami kenaikan lebih dari 2% pada Kamis (tanggal tertentu) setelah kekhawatiran terhadap pasokan minyak kembali muncul. Hal ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mencabut lisensi yang sebelumnya diberikan kepada raksasa minyak AS, Chevron, untuk beroperasi di Venezuela.
Selain pencabutan lisensi Chevron, Trump juga mengumumkan bahwa tarif impor dari Meksiko dan Kanada akan mulai berlaku pada 4 Maret.
Advertisement
Baca Juga
Tarif tersebut mencakup pajak sebesar 10% pada impor energi dari Kanada. Namun, di tengah kebijakan perdagangan ini, investor tetap mengamati potensi kesepakatan damai di Ukraina yang dapat meningkatkan pasokan minyak dari Rusia.
Advertisement
Pergerakan Harga Minyak Mentah
- Harga Minyak Brent mengalami kenaikan sebesar USD 1,51 atau 2,08%, ditutup pada USD 74,04 per barel.
- Minyak West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 1,73 atau 2,52%, menetap di USD 70,35 per barel.
Harga minyak sebelumnya sempat menyentuh level terendah sejak 10 Desember dalam sesi perdagangan sebelumnya.
Ketidakpastian Pasar dan Prediksi Analis
"Pasar lebih menyukai kepastian dibanding ketidakpastian. Jika tidak ada kejelasan mengenai kebijakan tarif dan perdamaian di Eropa Timur, harga minyak akan tetap berfluktuasi dengan lonjakan yang bergantung pada berita utama," kata Analis PVM, Tamas Varga.Â
Pencabutan lisensi Chevron berarti perusahaan tersebut tidak lagi dapat mengekspor minyak mentah Venezuela. Jika perusahaan minyak negara Venezuela, PDVSA, mengekspor minyak yang sebelumnya diekspor oleh Chevron, kilang AS tidak akan dapat membelinya karena sanksi AS.
Â
Dampak pada Produksi Minyak Venezuela dan OPEC+
Chevron saat ini mengekspor sekitar 240.000 barel per hari (bpd) dari operasinya di Venezuela, yang merupakan lebih dari 25% dari total produksi minyak negara tersebut. Analis TD Cowen menyatakan bahwa kepergian Chevron dapat mengurangi produksi minyak Venezuela dan memberikan peluang bagi OPEC+ untuk meningkatkan output.
Jika OPEC+ tidak meningkatkan pasokan, harga minyak mentah berat dengan kandungan sulfur tinggi bisa melonjak, yang akan berdampak pada kilang AS yang mengandalkan pasokan tersebut.
OPEC+ dan Kebijakan Produksi Minyak
Harga minyak juga melonjak selama perdagangan intraday setelah laporan Reuters mengungkapkan bahwa OPEC+ sedang mempertimbangkan apakah akan menaikkan produksi minyak pada April seperti yang direncanakan atau membekukannya.
Delapan sumber OPEC+ menyebutkan bahwa para anggota kesulitan membaca kondisi pasokan global akibat sanksi baru AS terhadap Venezuela, Iran, dan Rusia.
Â
Advertisement
Peran Trump dalam Kesepakatan Damai Rusia-Ukraina
Perhatian pasar juga tertuju pada peran Trump dalam upaya memfasilitasi kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina.
Trump mengumumkan bahwa Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, akan mengunjungi Washington pada Jumat untuk menandatangani perjanjian terkait mineral tanah jarang. Namun, Zelenskiy menyatakan bahwa keberhasilan pembicaraan ini sangat bergantung pada kelanjutan bantuan dari AS.
Kondisi Ekonomi AS dan Dampak Tarif
Pemerintah AS mengonfirmasi bahwa pertumbuhan ekonomi negara itu melambat pada kuartal keempat.
Perlambatan ini tampaknya masih berlanjut hingga awal tahun ini akibat cuaca dingin serta kekhawatiran bahwa tarif impor akan meningkatkan harga barang dan mengurangi daya beli masyarakat.
Sementara itu, jumlah warga AS yang mengajukan tunjangan pengangguran baru meningkat lebih dari yang diperkirakan minggu lalu.
Laporan program pengangguran terpisah, yang diterbitkan dengan jeda satu minggu, belum menunjukkan dampak dari pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran terhadap pekerja federal baru-baru ini.
