Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan menuju akhir pekan ini. Keputusan BI tak mampu menahan tekanan terhadap rupiah.
Mengutip Bloomberg, Jumat (19/5/2017) rupiah dibuka di angka 13.403 per dolar AS, melemah dalam jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.356 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.385 per dolar AS hingga 13.420 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih mampu menguat 0,59 persen.
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.410 per dolar AS, melemah jika dibanding dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.343 per dolar AS.
Baca Juga
Sebenarnya dolar AS melemah di Asia. Namun di Indonesia pelemahan tersebut tak terasa. Dolar AS melemah karena pelaku pasar khawatir dengan kekacauan politik di Washington AS.
Kekacauan tersebut mulai saat Presiden AS Donald Trump memecat Direktur Federal Bureau of Investigation (FBI) James Comey.
Kemudian Trump juga membagikan informasi rahasia kepada Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, dalam pertemuan di Gedung Putih pada pekan lalu yang juga dihadiri Duta Besar Rusia untuk AS, Sergei Kislyak.
"Sentimen politik tersebut belum hilang. Pasar masih terpengaruh oleh berita-berita itu," jelas analis senior pasar global Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapora, Satoshi Okagawa.
Sentimen politik tersebut menganggu rencana awal Donald Trump untuk melakukan reformasi ekonomi seperti menurunkan pajak untuk pribadi dan perusahaan. Hal tersebut membuat dolar AS tertekan di Asia.
Namun di Indonesia, pelemahan dolar AS tersebut tak begitu terasa. Ekonom PT samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, Keputusan BI yang mempertahankan BI RR rate tidak terlalu banyak berpengaruh seiring dengan tidak adanya perubahan pandangan yang signifikan.
"Tetapi secara umum, mulai konsistennya penguatan harga komoditas akan memberikan pertahanan lebih terhadap rupiah di tengah gejolak di pasar keuangan global," jelas dia.