Aliran Dana Masuk Bikin Rupiah Menguat ke 13.296 per Dolar AS

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.295-13.310 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 17 Mei 2017, 13:16 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2017, 13:16 WIB
Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar
Petugas Bank tengah menghitung uang rupiah di Bank BRI Syariah, Jakarta, Selasa (28/2). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Rabu pekan ini. Rupiah masih berpeluang bergerak menguat. 

Mengutip Reuters, Rabu (17/5/2017), rupiah dibuka di angka 13.296 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.301 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.295 hingga 13.310 per dolar AS.

Berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.305 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 13.298 per dolar AS.

Dolar AS memang tertekan di Asia dan juga terhadap beberapa mata uang utama dunia. Pelemahan dolar AS tersebut mendorong kenaikan nilai tukar rupiah.

Penyebab pelemahan dolar AS adalah situasi politik yang terus memanas. Presiden AS Donald Trump meminta Direktur FBI yang telah diberhentikan, yaitu James Comey untuk mengakhiri penyelidikan mengenai hubungan antara mantan penasihat keamanan nasional Gedung Putih Michael Flynn dan Rusia.

Hal tersebut menimbulkan pertanyaan tentang apakah Trump mencoba mengganggu penyelidikan federal di saat beberapa kebijakan yang sudah dijanjikan belum terpenuhi.

“Investor perlu melihat apakah Trump bisa melaksanakan semua gagasan yang dijanjikan," Direktur Global-info Co Tokyo, Kaneo Ogino.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah masih menguat terhadap dolar AS pada perdagangan Senin bersamaan dengan kurs lain di Asia.

Lemahnya dolar AS di pasar global serta kembali masuknya aliran dana asing ke surat utang di Indonesia memberikan pasokan likuiditas yang cukup untuk mendorong apresiasi rupiah. “Ruang penguatan rupiah masih terbuka,” tutur dia. (Gdn/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya