Ingin Jadi Bank Terbesar ke-5 di Indonesia, Ini Upaya BTN

BTN mencanangkan peningkatan aset yang signifikan pada akhir 2017.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 19 Jun 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2017, 10:00 WIB
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) Maryono
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) Maryono (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, mencanangkan peningkatan aset yang signifikan pada akhir 2017. BTN ingin terus tumbuh menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia.

Direktur Utama BTN, Maryono menjelaskan pada akhir 2017 menargetkan aset BTN mencapai Rp 253 triliun. Dengan aset itu, maka BTN menjadi bank terbesar ke-5 di Indonesia.

"Saat ini kita sudah menjadi bank terbesar ke-6 di Indonesia. Namun dengan target itu, maka di akhir tahun nanti kita akan naik peringkat menjadi yang ke-5," kata Maryono dalam keterangannya, Senin (19/6/2017).

Nerbagai upaya akan dilakukan BTN.‎ Maryono menyebut pihaknya akan menjaga laju pertumbuhan kredit dan pembiayaan di level 18 persen secara tahunan atau + (yoy).

Sementara, dari sisi penghimpunan dana, bank yang fokus pada kredit perumahan ini mematok dana pihak ketiga (DPK) tumbuh di kisaran 22 persen hingga 24 persen yoy pada tahun ini.

Guna memacu peningkatan penyaluran kredit, Maryono mengungkapkan pihaknya turut mengambil bagian dalam meningkatkan ketersediaan rumah. Beberapa aksi perusahaan yang telah dilakukan antara lain dengan menciptakan pengembang dan bisnis properti berkelanjutan lewat Housing Finance Center (HFC), hingga menyalurkan kredit konstruksi.

"Selain menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR), kami juga memberikan pinjaman untuk kebutuhan rumah tangga, kredit pemilikan apartemen dan kredit konsumsi lain," tambah Maryono.

Untuk meningkatkan perolehan DPK, BTN juga membidik segmen emerging affluent. Kelompok masyarakat yang memiliki penghasilan berkisar Rp 7 juta hingga Rp 30 juta, kelompok masyarakat ini ditarget untuk menjadi sumber pendanaan sekaligus debitur perseroan.

Selain itu, BTN juga berupaya menghimpun DPK dari berbagai nasabah potensial dalam rantai bisnis di segmen usaha kecil dan menengah (UKM), komersial, dan korporasi.

Lebih lanjut, Maryono memaparkan dari segi bisnis, selain melanjutkan proses transformasi digital yang telah digelar sejak 2015 silam, perseroan juga akan meningkatkan produktivitas cabang serta mengoptimalkan sales service model.

Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), saat ini BTN tengah merampingkan struktur cabang, meningkatkan budaya risiko, serta menciptakan organisasi yang berfokus pada segmen nasabah. Kemudian, dari sisi infrastruktur perseroan juga memoles infrastruktur teknologi informasi (IT), meningkatkan digitalisasi proses bisnis, serta mengintegrasikan governance, risk, and compliance (GRC) dengan four eyes principles.

Sebagai wujud komitmen, perseroan menjadi integrator Program Sejuta Rumah milik Pemerintahan Joko Widodo. Adapun, sebagai integrator program tersebut, BTN tercatat telah menyalurkan kredit untuk 302.231 unit rumah pada periode Januari-April 2017. Rinciannya, perseroan telah menyalurkan KPR untuk 61.496 unit rumah.

Hingga April 2017, BTN mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 18 persen yoy menjadi Rp 170,45 triliun. Laju kenaikan tersebut berada di atas rata-rata industri perbankan nasional sebesar 9,3 persen yoy per April 2017. DPK BTN pun melesat di level 21,82 persen yoy atau naik dari Rp 129,29 triliun pada April 2016 menjadi Rp 157,52 triliun di April 2017. (Yas)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya