Liputan6.com, Jakarta - PLN melaksanakan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Tulehu berkapasitas 2x10 MW di Desa Suli dan Tulehu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku pada Selasa (20/6/2017). PLTP Tulehu ini bagian dari upaya memaksimalkan energi baru terbarukan (EBT).
Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati mengatakan, PLTP Tulehu berpotensi menarik investor. "Dengan beroperasinya PLTP Tulehu diharapkan dapat meningkatkan 32,28 persen daya mampu sistem Ambon sehingga sistem menjadi lebih andal, selain itu juga dapat menarik investor baru untuk masuk ke Ambon.” kata Nicke.
Hingga saat ini jumlah pelanggan PLN di area Ambon berjumlah 162.017 pelanggan. Sekitar 90 persen dari total penggunaan listrik di Ambon berasal dari keperluan rumah tangga, jauh melampaui industri, bisnis dan sosial. Penambahan PLTP Tulehu ini diharapkan dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi di Ambon karena berpotensi menarik para investor.
Advertisement
Baca Juga
Dalam sambutan pada acara groundbreaking PLTP Tulehu, Nicke menuturkan proyek PLTP Tulehu juga dapat menyerap tenaga kerja terutama dari Tulehu. "Banyak serap tenaga kerja sekitar 300 orang. Dari wilayah Tulehu ada 85 orang," ujar dia.
Sementara itu, Direktur PLN untuk Wilayah Regional Maluku Papua Hariyanto W.S menuturkan, saat ini rasio elektrifikasi mencapai 78 persen di Maluku. Pihaknya menargetkan rasio elektrifikasi dapat mencapai 90 persen dalam tiga tahun ke depan. Salah satu upaya meningkatkan rasio elektrifikasi itu dengan pembangunan sejumlah pembangkit listrik di wilayah tersebut.
Groundbreaking PLTP Tulehu ini juga menunjukkan upaya PLN menggenjot energi baru terbarukan (EBT) yang juga sebagai bagian dari program pembangkit listrik 35 ribu MW. Rencananya PLN wilayah regional Maluku akan dibangun pembangkit listrik di pulau-pulau sekitar Maluku.
"Dari program listrik 35 ribu MW, di wilayah Maluku bangun sekitar 270 MW. Itu ada Pulau Seram, Tual, Buru," ujar Hariyanto.
Adapun Tulehu merupakan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) ke-2 yang dikembangkan oleh PLN. "Ini merupakan pembuktian bahwa PLN mampu mengembangkan potensi panas bumi dari hulu hingga hilir, untuk memberikan tarif listrik yang ekonomis di sistem Ambon. Jika hasil drilling terbukti menjanjikan, maka akan dibangun 3 (tiga) sumur tambahan pada tahap kedua yang terdiri dari 2 (dua) sumur produksi dan 1 (satu) sumur injeksi." ujar Nicke.
PLTP pertama yang dibangun di Provinsi Maluku ini diharapkan dapat beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date /COD) di tahun 2019. PLTP yang dibangun di atas lahan 1.920 Ha tersebut akan memperkuat sistem kelistrikan di Pulau Ambon yang hingga saat ini dihasilkan dari PLTD dengan daya mampu 61,9 MW dan beban puncak 54 MW.
Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Tulehu memiliki potensi sebesar 60 MW dimana untuk awal proyek ini, PLN mengembangkan sebesar 2x10 MW. Proyek pengeboran sumur PLTP Tulehu ini didanai oleh APLN dan JICA dimana pelaksanaan Pengeboran dilakukan oleh PT Halliburton Logging Services Indonesia dalam bentuk kontrak Full IPM (Integrated Project Management) dengan Jumlah sumur panas bumi yang akan di bor berjumlah 4 (empat) sumur yakni terdiri dari 3 (tiga) sumur produksi dan 1 (satu) sumur injeksi dengan nilai kontrak sebesar USD 31 Juta. Sedangkan kegiatan Enjiniring Dan Supervisi Pengeboran Pengeboran dilakukan oleh Konsultan WestJec-Connusa Energindo.
PLN telah mendapatkan penugasan dari Pemerintah untuk mengembangkan 6 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP). WKP Tulehu adalah salah satu yang telah memasuki tahapan eksplorasi dimana telah Ada 2 (dua) WKP Mataloko & Ulumbu di Flores - NTT yang telah beroperasi sejak 2010.
Guna mendukung Ketahanan Energi Nasional dan mengakselerasi peningkatan bauran Energi dari Panasbumi yang ditargetkan sampai dengan tahun 2026 sebesar 7 GW, PLN telah mengajukan tambahan penugasan WKP berikutnya yang total keseluruhan nya berjumlah 14 WKP dengan kapasitas sebesar 1.000 MW.
Enam WKP yang sudah dimiliki PLN ialah WKP Ulumbu di kabupaten Manggarai (Nusa Tenggara Timur) dengan potensi 40 MW; WKP Mataloko di kabupaten Ngada (Nusa Tenggara Timur) dengan potensi 20 MW; WKP Tulehu di kabupaten Maluku Tengah (Maluku) dengan potensi 60 MW; WKP Ciater di kabupaten Subang (Jawa Barat) dengan potensi 60 MW; WKP Atadei di kabupaten Lembata (Nusa Tenggara Timur) dengan potensi 10 MW; dan WKP Songa Wayaua di kabupaten Halmahera Selatan (Maluku Utara) dengan potensi 10 MW.
Sebagai satu-satu nya pembeli energi listrik dari panas bumi diharapkan PLTP Tulehu yang dikembangkan oleh PLN, dapat menjadi acuan harga listrik Panasbumi yang saat ini masih diatas harga jual listrik sesuai TDL yang ditetapkan oleh Pemerintah, mengingat pengembangan Panasbumi berisiko tinggi dan saat ini masih sangat mahal biaya investasinya.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: