Strategi Kementerian Kelautan Kurangi Penggunaan Kantong Plastik

Kementerian Kelautan dan Perikanan gelar program kampanye laut bebas plastik bertema Gerakan Bersama Singkirkan dan Urusi Sampah Plastik.

oleh Septian Deny diperbarui 12 Sep 2017, 18:48 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2017, 18:48 WIB
Kantong Plastik
Pengurangan penggunaan kantong plastik di Inggris. Sumber : mymodernmet.com.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mulai mengkampanyekan Laut Bebas Plastik kepada masyarakat. Kampanye ini salah satunya dalam rangka mengurangi penggunaan kantong plastik oleh masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan sektor kelautan dan perikanan.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Nilanto Perbowo mengatakan, kampanye ini dimulai dengan acara bazar produk hasil perikanan di Kantor KKP pekan lalu. Dalam kampanye ini, KKP mengangkat tema Gerakan Bersama Singkirkan dan Urusi Sampah Plastik atau disingkat Bususi.

"Kampanye Laut Bebas Plastik digaungkan dalam bazar ini untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Tidak dapat dipungkiri banyak kantong plastik digunakan oleh pedagang dan pembeli. Seruan pengunjung bazaar lingkup KKP agar membawa tas belanja ramah lingkungan dilakukan satu hari sebelum pelaksanaan kampanye," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (12/9/2017).

Dalam kampanyenya, Nilanto menitip pesan agar pedagang tidak menawarkan kantong plastik kepada pembeli. Pesan ini diharapkan dapat diteruskan oleh para pedagang ikan kepada para pembeli.

"Kampanye Laut Bebas Plastik melakukan penggalangan dukungan seperti dengan swipping kantong plastik diganti dengan kantong ramah lingkungan," ungkap dia.

Nilanto menuturkan, meski kampanye ini merupakan salah satu langkah sederhana, diharapkan bisa berkontribusi besar pada pengurangi konsumsi plastik dan sampah plastik di dalam negeri.

"Ini bermakna besar dalam menyadarkan kita semua atas besarnya kontribusi sampah plastik Indonesia ke laut dan pentingnya pengurangan kantong plastik. Membawa tas belanja sendiri untuk setiap kali berbelanja dan membawa botol minuman sendiri untuk mengurangi penggunaan botol minuman sekali pakai adalah benang merah atas terwujudnya laut Indonesia bebas sampah plastik. Agar menghasilkan ikan yang sehat untuk mendukung kebutuhan protein manusia," kata dia.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Menko Luhut Ajak Seluruh Pihak Tangani Sampah Plastik

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengajak semua pihak ikut menangani sampah plastik. Pasalnya, jika tidak tertangani dengan baik, akan mengancam keberlangsungan generasi masa depan.

Luhut mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah menetapkan 70 persen masalah sampah plastik di Indonesia tertangani pada 2025. Sementara di dunia, baru 10 persen sampah dikelola dengan baik. ‎

"Saya pikir ini harus memikirkan betul, karena baru 10 persen sampah yang diolah‎," kata Luhut dalam Nationa Confrence On Waste To Energy, di Jakarta, Senin 11 September 2017.

Menurut Luhut, sampah plastik akan menjadi masalah besar ke depannya jika tidak ditangani. Dia mencontohkan di Bali, sampah di pulau dewata tersebut telah mengganggu pariwisata.

Dia pun mengkhawatirkan sampah di laut, kalau dibiarkan akan menjadi mikro plastik kemudian dimakan ikan sehingga ikan di perairan Indonesia mengandung plastik. Tentunya sangat berbahaya jika ikan tersebut dikonsumsi manusia, dan akan berdampak buruk pada generasi masa depan Indonesia.

‎"Ini akan berdampak ke generasi selanjutnya, mikro plastik yang dimakan ikan akan membuat anak menjadi bodoh atau stuning," tutur Luhut.

Luhut mengungkapkan, permasalahan sampah tersebut harus ditangani bersama seluruh pihak, saat ini sampah mulai dijadikan bahan campuran aspal, selain itu juga dimanfaatkan sebagai sumber energi.

"Salah satu solusi itu mix aspal tar plastik. Membuat aspal road lebih bagus dan lebih murah 10 persen," tutur Luhut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya