6 Jalur Finansial untuk Mengawal Pendidikan Anak Anda

Meski berkejaran dengan laju kebutuhan, Anda harus mulai memikirkan strategi untuk persiapan masa depan sang buah hati.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 05 Okt 2017, 08:00 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2017, 08:00 WIB
Pendidikan Anak
Bingung bagaimana caranya mengumpulkan dana pendidikan anak? Ini tipsnya. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai orang tua, Anda pasti setuju bahwa pendidikan yang baik menjanjikan hidup yang lebih sejahtera dan sukses bagi buah hati. Namun besarnya kenaikan biaya pendidikan dari tahun ke tahun kerap menjadi momok finansial bagi orang tua. Terutama karena bayangan inflasi dana sekolah  yang nilainya kerap naik tidak kira-kira.

Data dari Badan Pusat Statistik (2013) memperlihatkan bahwa biaya pendidikan di Indonesia rata-rata mengalami kenaikan sampai 20 persen setiap tahun tahunnya. Sebuah media nasional bahkan melaporkan biaya belajar di Perguruan Tinggi Swasta rata-rata naik 40 persen per tahun.

Tak heran banyak keluarga yang jauh-jauh hari sudah berpikir bagaimana bisa membiayai anaknya hingga pendidikan tertinggi. Pemikiran ini bahkan sudah ada sebelum anaknya lahir atau masih usia balita. Bagaimana pun harus ada solusi untuk menjamin si anak bisa mendapat pendidikan layak sementara ekonomi keluarga tetap stabil.

Apa yang bisa dilakukan orang tua untuk menyiapkan dana pendidikan anak? Meski berkejaran dengan laju kebutuhan, Anda harus mulai memikirkan strategi untuk persiapan masa depan sang buah hati. Berikut ulasan  beberapa produk keuangan dan investasi yang biasanya ditempuh orang tua seperti ditulis oleh Danaxtra.com:

1.    Tabungan Konvensional

Menginvestasikan dana dalam tabungan, merupakan cara paling tua dalam sejarah manusia mengumpulkan harta. Bagi yang tidak mau repot, cara menyimpan dana di tabungan tradisional ini sangat populer.

Kepopuleran tersebut  tidak lepas dari prosesnya yang mudah, seperti dalam membuat rekening di bank dan menyimpan sejumlah dana. Kelebihan lain, menabung dianggap bisa memberikan kepastian, dan keamanan. Jenis tabungan konvensional juga tidak terikat waktu.

Dalam arti fleksibel untuk ditarik kapan saja dibutuhkan. Anda bisa menariknya untuk membayar uang pangkal, SPP, uang les atau kebutuhan lain yang sifatnya merupakan pengeluaran rutin bulanan. Semua bank menyediakan produk tabungan dengan kelebihan yang menggiurkan. Misalnya bunga yang lumayan dan fasilitas asuransi kesehatan.

Bahkan saat ini, banyak bank yang sengaja menyediakan produk tabungan atas nama anak. Anda tinggal memilih mana yang cocok dengan kebutuhan. Dengan pertimbangan tertentu, Anda juga bisa memilih menyimpan dana pendidikan tersebut di bank konvensional atau bank syariah.

Namun yang perlu Anda ingat, simpanan dana di tabungan konvensional ini akan tidak  mencukupi untuk investasi biaya pendidikan, Maklum saja, inflasi biaya pendidikan di Indonesia sangat tinggi. Bunga yang diberikan bank tidak akan bisa mengimbangi inflasi biaya pendidikan di Indonesia. Kekurangan lain dari investasi, adalah aktivitasnya akan terhenti bila Anda meninggal.

Dengan demikian, tidak ada jaminan kalau uang tabungan untuk pendidikan ini akan bertambah. Apapun, jika Anda mengalokasikan biaya pendidikan anak pada instrumen finansial ini, Anda harus disiplin dalam menyisihkan sejumlah uang ke rekening tabungan.

Sisihkan sekitar 10 persen setiap bulan dari pendapatan untuk ditabung. Sebaiknya disimpan di dalam rekening tersendiri, serta tidak dicampur dengan rekening yang digunakan untuk pengeluaran sehari-hari. Cobalah mengkhususkan rekening itu sebagai tabungan pendidikan.

2. Tahapan Berjangka/Deposito dengan Sistem Auto Debit

Tahapan berjangka atau tabungan rencana merupakan langkah jitu untuk menabung biaya pendidikan anak. Pasalnya Anda tidak bisa mencairkannya sesuka hati. Dengan sistem auto debit, maka pihak bank akan otomatis menarik dana yang sudah Anda sepakati dan memasukannya ke tabungan rencana.

Selain aman, bunga yang didapatkan dari deposito selalu lebih tinggi ketimbang tabungan konvensional. Dengan demikian, semakin lama durasi menyimpan, semakin tinggi manfaat yang bisa Anda dapatkan.

Pilihlah produk deposito dengan jangka waktu yang Anda butuhkan atau yang sesuai dengan masa saat anak membutuhkan biaya untuk sekolah. Anda dan pasangan bisa menyisihkan dana Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta tiap bulannya. Jika tidak punya kebutuhan mendesak, bonus tahunan sebaiknya tidak  digunakan. Bisa Anda ambil sekian persen saja, dan sisanya dimasukkan dalam deposito ini.

Simak video pilihan di bawah ini:

 

Selanjutnya

3. Tabungan Pendidikan

Pada dasarnya Tabungan Pendidikan merupakan tabungan berjangka yang dimodifikasi. Tabungan ini memberikan fasilitas asuransi jiwa. Jadi kalau Anda telah tiada, target dana pendidikan tetap akan tercapai. Selain fasilitas asuransi jiwa, Tabungan Pendidikan juga menjanjikan fasilitas bunga yang mengoda dan fasilitas asuransi kesehatan dengan tambahan sejumlah biaya.

Satu hal yang perlu Anda camkan dari awal, Tabungan Pendidikan lebih menitikberatkan pada hasil tabungan. Oleh karena itu  hasil keuntungan Tabungan Pendidikan adalah berupa bunga tabungan yang sudah disepakati sebelumnya.

Tingkat suku bunga ini bisa Anda jadikan salah satu indikator untuk memilih Tabungan Pendidikan. Pilihlah tabungan yang menawarkan bunga menarik. Jika bunganya terlalu kecil, tujuan menabung Anda untuk mengimbangi  inflasi yang selalu naik dari tahun ke tahun bisa tidak tercapai.

Rekening Tabungan Pendidikan biasanya menjadi turunan dari rekening pribadi Anda di bank yang sama dan sistemnya auto-debit. Anda cukup membuka Tabungan Pendidikan di bank yang memiliki fasilitas tersebut dan membawa KTP, buku tabungan Anda, plus akte kelahiran sang buah hati.

Misalnya Anda berencana menabung Rp 1 juta setiap bulan untuk tabungan pendidikan anak. Nah setiap bulan bank akan memotong secara otomatis Rp 1 juta dari rekening pribadi Anda untuk dimasukkan ke rekening tabungan pendidikan anak sampai jangka waktu yang sudah Anda ditentukan.

Seandainya Anda meninggal dunia, bank akan mengunakan asuransi jiwa untuk menutup semua cicilan tabungan yang belum dibayar.Oh ya, bagaimana kalau ternyata Anda tidak mampu mencicil tabungan tersebut karena ada masalah ekonomi? Tenang, biasanya uang yang sudah Anda cicil selama ini akan kembali masuk ke tabungan utama Anda. Tentu saja dengan sejumlah potongan untuk administrasi.

4. Investasi Emas

Sejak dahulu , orang-orang tua kita menyimpan emas yang dapat dicairkan sewaktu-waktu dibutuhkan. Cara ini bisa saja Anda adaptasi untuk memastikan si buah hati mendapatkan simpanan dana untuk pendidikan mereka kelak.Salah satu kelebihan dari investasi emas ialah mudah dicairkan.

Anda dapat mencairkannya dalam bentuk uang tunai dengan mudah dan lebih fleksibel. Caranya? Gampang.. tinggal  menjualnya ke toko emas atau menggadaikan di pegadaian. Dalam sekejap Anda akan mendapatkan uang tunai yang dibutuhkan. Kemudahan pencairan ini menjadi salah satu kelebihan utama berinvestasi emas.

Investasi emas bisa dilakukan untuk Anda yang ingin bentuk investasi aman karena harganya relatif stabil Jika Anda menyimpan emas dalam jangka 2-5 tahun, lalu menjual kembali. Keuntungan yang Anda dapat berkisar ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Pasalnya, sejak tahun 2001 harga emas bisa naik 20-37 persen tiap tahunnya.

Emas sudah terbukti tahan terhadap guncangan inflasi. Sejarah membuktikan, nilai emas selalu di atas rata-rata inflasi. Kenaikan harga emas dapat mengikuti tingkat inflasi. Sekadar perbandingan, 27 September 2017,  harga jual emas di Antam dibuka pada angka Rp 607 ribu per gram. Tiga tahun lalu, pada tanggal yang sama dengan hari ini,  harga penutupan  logam mulia jatuh pada level Rp 470 ribu per gram.

Jadi dalam jangka 3 tahun terakhir, harga emas telah mengalami kenaikan sebesar Rp 137 ribu atau lebih dari 29 persen. Usahakan menyimpan emas dalam bentuk batangan yang memiliki kadar 99 persen. Anda bisa mengumpulkan uang secara bertahap.

Setelah terkumpul lumayan banyak, tinggal  belikan  emas dalam satuan yang cukup. Saat ini emas tidak hanya ditemukan di toko emas, tetapi juga dibeberapa tempat. Misalnya di cabang PT Pegadaian, PT Aneka Tambang dan bank-bank yang berbentuk syariah.

Selanjutnya

5. Ikut Asuransi Pendidikan

Banyak yang berpikir kalau tabungan  pendidikan dan asuransi pendidikan itu sama.  Pendapat itu tidak sepenuhnya salah karena banyak tabungan pendidikan yang juga menyertakan manfaat asuransi.  Bedanya, tabungan pendidikan diterbitkan oleh bank, sementara asuransi pendidikan diterbitkan oleh perusahaan asuransi.

Hal lain, meskipun premi sudah selesai dibayar, asuransi pendidikan baru bisa dicairkan jika jatuh tempo atau Anda meninggal. Ambil contoh, Anda mengambil asuransi pendidikan dengan premi selama 15 tahun, dengan asumsi asuransinya akan cair sebanyak tiga kali yaitu saat anak Anda tamat SD, tamat SMP dan masuk perguruan tinggi. Nah di luar tiga hal tadi, asuransi itu tidak akan cair, kecuali bila Anda meninggal dunia.

Sementara tabungan pendidikan bisa dicairkan saat Anda menyelesaikan kewajiban menabung atau tidak mampu lagi membayar cicilan. Selain itu, proteksi asuransi itu lebih aman. Jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu dengan Anda, maka premi per bulan tetap dibayarkan oleh pihak asuransi dan si kecil tetap bisa menikmati dana pendidikannya.

Kelemahannya, potongan untuk mencairkan dana asuransi pendidikan sebelum waktunya lebih besar dibanding tabungan pendidikan. Selain itu, meski keuntungan atau timbal balik asuransi pendidikan lebih besar, prosesnya lebih rumit ketimbang tabungan pendidikan.

6. Tabungan Reksadana

Untuk yang masih pemula soal investasi, Anda bisa mencoba melakukan investasi kecil-kecilan dengan reksadana yang risikonya kecil tapi keuntungannya lumayan. Dari semua produk reksadana, Anda mungkin bisa mencoba reksadana konvensional bertipe campuran. Yaitu dana diinvestasikan ke berbagai investasi baik yang berisiko tinggi maupun rendah. Misalnya ke obligasi, deposito dan saham. Anda diuntungkan dengan lama investasi dari tiga hingga lima tahun.

Produk ini akan membantu Anda menyiapkan dana pendidikan untuk buah hati. Keuntungannya, bila berhasil bisa untuk memenuhi biaya pendidikan yang mampu mengejar tingkat inflasi. Cocok diterapkan oleh orang tua yang fokus kepada hasil pengembangan.

Terlepas apapun jalur finansial yang Anda tempuh, apakah salah satu atau paduan dari berbagai fitur, hal paling penting adalah sikap disiplin. Disiplin dalam mengatur keuangan dan membuat prioritas kebutuhan. Selamat menjemput masa depan!

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya