Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementeriaan Koordinator Bidang Perekonomian menilai perlu ada program pertanian terpadu dan berkelanjutan yang fokus pada peningkatan kesejahteraan petani. Selain menguntungkan petani, program pertanian dapat memperkuat daya saing di industri.
Deputi Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan, program kemitraan menciptakan bentuk sinergitas yang baik sehingga turut memperkuat daya saing di industri. Ini menjadi bentuk dukungan terhadap program tersebut.
Ini seperti yang dilakukan PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna) melalui program Integrated Production System (IPS) atau Sistem Produksi Terpadu. Dalam penerapan program kemitraan tersebut, Sampoerna melalui perusahaan pemasoknya menerapkan sistem pertanian tembakau yang efisien dan terpadu.
Advertisement
Baca Juga
"Program ini berhasil menciptakan produk pertanian yang memiliki nilai daya saing tinggi serta menghasilkan kondisi lingkungan yang tetap terjaga,” jelas dia, Jumat (13/10/2017).
Menurut Musdhalifah, dalam sektor agroindustri, untuk menciptakan industri yang berdaya saing tinggi, para pelaku usaha memastikan kesiapan bahan baku hingga produk memiliki standar kualitas tinggi. Oleh karena itu, sebuah jaminan dengan kualitas tinggi mulai ketersediaan bibit hingga potensi pasar yang dapat dijangkau menjadi penting.
Pelaksanaan program kemitraan yang dijalankan Sampoerna sejalan dengan Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015-2019 yang menitikberatkan pada kesejahteraan petani melalui sistem produk pertanian yang berkelanjutan.
Leaf Agronomy Manager PT HM Sampoerna Tbk Bakti Kurniawan menjelaskan, petani mitra yang mengikuti program Sistem Produksi Terpadu mampu meningkatkan produktivitas mereka hingga 25 persen. Sistem produksi pertanian yang berkesinambungan juga merupakan kunci pembangunan sektor pertanian berdaya saing tinggi yang mampu menyejahterakan para petani Indonesia.
“Program ini sejalan dengan amanat Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan inovasi di sektor pertanian sehingga memberikan kesejahteraan kepada petani. Selain itu, mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis, dalam hal ini pertanian. Perusahaan senantiasa berkomitmen menghadirkan terobosan guna meningkatkan produktivitas mitra bisnis kami agar terus berkembang sehingga akan berdampak terhadap kesejahteraan kehidupan mereka, terutama petani tembakau dan cengkih,” ujar Bakti.
Program ini telah diterapkan sejak 2009 dengan menggandeng 27.500 petani dengan luas lahan garapan 24.500 hektare. Program kemitraan memberikan pembinaan dan pendampingan kepada para petani sehingga perusahaan memiliki jaminan atas kualitas dan kuantitas tembakau yang dihasilkan.
“Kami juga memperkenalkan teknologi dan praktik terbaik di bidang pertanian. Misalnya, mulai dari teknik pembakaran dengan sistem rocketbarn yang mampu menghemat konsumsi bahan bakar hingga 16 persen, serta alat aplikasi penghambat tunas yang mampu menghemat waktu pengerjaan hingga lebih dari 60 persen,” terangnya.
Program kemitraan ini sudah terlaksana di beberapa kota penghasil tembakau di Indonesia, seperti di Jawa Timur, yakni Madura, Jember, Bondowoso, dan Lumajang serta wilayah sekitar Jawa Tengah, yakni Rembang, Wonogiri, dan Purwodadi.