Menperin Resmikan Industri Galangan Kapal Senilai Rp 510 Miliar

Airlangga pun meyakini, industri galangan kapal nasional akan semakin berdaya saing di tingkat global sejalan dengan peningkatan kapasitas

oleh Septian Deny diperbarui 23 Okt 2017, 11:00 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2017, 11:00 WIB
Galangan Kapal
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah industri galangan kapal nasional semakin meningkatkan kapasitas produksinya. Hal ini guna meraih peluang besar di pasar domestik, terutama terkait dengan pembangunan armada baru maupun reparasi.

Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara Peresmian Fasilitas Graving Dock PT Samudra Marine Indonesia (SMI) Shipyard di Serang, Banten, Minggu, 22 Oktober 2017, kemarin, upaya ini untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan tol laut dan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

“Dengan penambahan fasilitas baru, tentunya akan memacu kemampuan produksi di industri galangan kapal kita bisa berjalan lebih cepat dan efisien sehingga mampu memenuhi kebutuhan armada yang berkualitas,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (23/10/2017).

Oleh karena itu, dia memberikan apresiasi kepada PT SMI Shipyard yang telah mengoperasikan dua unit graving dock terbarunya, masing-masing dengan ukuran 280m x 45m berkapasitas 120 ribu DTW dan 320m x 55m berkapasitas 150 ribu DWT.

Fasilitas yang dibangun mulai 2011 dengan nilai investasi sebesar Rp 510 miliar dan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.400 orang ini merupakan salah satu dok kolam terbesar di Indonesia.

Airlangga pun meyakini, industri galangan kapal nasional akan semakin berdaya saing di tingkat global sejalan dengan peningkatan kapasitas dan pemanfaatan teknologi terkini. Untuk itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah memprioritaskan pengembangan sektor strategis ini karena berkontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.

Kemenperin mencatat, hingga saat ini, jumlah galangan kapal di Tanah Air sebanyak 250 perusahaan dengan kapasitas produksi sebesar 1 juta DWT per tahun untuk membangun kapal baru dan mampu mencapai 12 juta DWT per tahun untuk reparasi kapal.

“Industri perkapalan mempunyai peran penting, mengingat karakteristiknya yang padat karya, padat modal dan padat teknologi. Makanya, perlu penanganan dan perhatian yang serius dari pemerintah sehingga mampu tumbuh dan berkembang,” papar dia.

Apalagi, pemerintah telah mengalokasikan anggaran bagi pembangunan kapal-kapal negara untuk memenuhi kebutuhan moda transportasi laut di dalam negeri. Momentum ini semestinya dapat dimanfaatkan oleh industri perkapalan nasional sebagai sebuah peluang yang potensial guna meningkatkan kemampuan dan utilisasi khususnya untuk pembangunan armada baru.

“Diharapkan dengan adanya proyek-proyek pembangunan kapal baru, dapat juga memacu penyerapan tenaga kerja serta yang lebih penting adalah kemampuan dalam meningkatkan penguasaan teknologi,” tutur Airlangga.

Sementara itu, Direktur Utama PT SMI Shipyard Tradju Trsina menjelaskan, fasilitas graving dock terbarunya telah dilengkapi dengan alat berupa Jib crane sebanyak empat unit masing-masing memiliki kapasitas sebesar 40 ton. Selain itu, terdapat pelabuhan khusus sepanjang 800 meter untuk melakukan floating repair.

“Hingga saat ini, kapasitas shipyard kami bisa memperbaiki kapal mencapai 150 ribu DWT,” kata dia.

Lebih lanjut, dengan tambahan dua fasilitas, PT SMI Shipyard yang berdiri di atas lahan seluas 4 hektare ini memiliki total empat graving dock yang mampu memproduksi kapal maupun mereparasi sekitar 300 unit kapal per tahun, naik dari sebelumnya di bawah 200 unit per tahun. Dua unit dok kolam sebelumnya, berkapasitas 80 ribu DWT dengan ukuran 215m x 35m dan 215m x 40m.

“Guna mendukung daya saing perusahaan, kami telah mempunyai sertifikat ISO 9001:2000 yang mencakup Sistem Manajemen Mutu, sertifikat ISO 140001 tentang lingkungan, dan OHSAS 18001 Safety atau keselamatan kerja. Untuk menjaga kualitas tersebut, audit dilakukan secara berkala baik dari internal maupun eksternal,” tandas dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya