Grup Riyadh Gandeng PT PP Garap Konstruksi Setiabudi Condominium

Grup Riyadh melalui anak usahanya menandatangani kontrak kerja pembangunan proyek Setiabudi Condominium Medan senilai Rp 302 miliar.

oleh Muhammad Rinaldi diperbarui 25 Okt 2017, 11:40 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2017, 11:40 WIB
Property Rumah
Ilustrasi Foto Property Rumah (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok usaha properti, Riyadh Group Indonesia melalui anak usahanya PT Lima Putra Realti telah menandatangani kontrak kerja pembangunan proyek Setiabudi Condominium Medan dengan PT PP (Persero) Tbk Divisi Gedung I.

Kontrak kerja senilai Rp 302 miliar ini menandai dimulainya pengerjaan konstruksi proyek tersebut. Penandatanganan kontrak pembangunan dilakukan CEO Riyadh Group Indonesia, Bally Sahputra dan Senior Vice President, Head of Building I Division, PT PP (Persero) Tbk, Royaldi Rosman di Jakarta, pekan lalu.

Dia menyebutkan, penunjukkan PT PP sebagai main contractor Setiabudi Condominium didasarkan beberapa alasan. Pertama, sebagai perusahaan konstruksi plat merah PP sudah teruji pengalamannya dalam membangun banyak gedung bertingkat (high rise building) di seluruh Indonesia termasuk apartemen menengah.

Kedua, PP ditunjuk berdasarkan proses tender yang sudah dilakukan PT Lima Putra Realti di Medan beberapa waktu lalu yang diikuti 7 perusahaan konstruksi (kontraktor) baik nasional maupun lokal.

"Kami menggandeng PP bukan saja karena pengalaman perusahaan ini yang sudah terbukti mumpuni, namun juga mereka menawarkan harga paling realistis dengan kualitas spesifikasi terbaik sesuai yang kami inginkan," kata Bally.

Setiabudi Condominium berlokasi di Jalan Harmonika 2, Pasar Baru, Medan. Proyek ini terdiri dari enam tower apartemen (tiga blok) masing-masing berketinggian 15 lantai, dilengkapi dua lantai semi basement serta 3.276 m2 commercial area. Keseluruhan ada 848 unit yang dipasarkan secara bertahap.

"Penjualan kami lakukan secara bertahap, di mana saat ini sedang dipasarkan Tower A (Einstain Tower) sebanyak 282 unit. Dari jumlah itu sudah terjual sekitar 20 persen, " kata Bally yang ditulis Liputan6.com, Rabu (25/10/2017).

Dia menambahkan, saat ini pihaknya akan fokus dulu kepada pengerjaan konstruksi untuk Tower A yang ditargetkan selesai sekitar Juli 2019. Setelah itu baru penjualan akan kembali digencarkan.

Apartemen yang dekat dengan Kampus Universitas Sumatera Utara (USU) dan beberapa kampus lainnya itu ditawarkan dengan berbagai tipe dari satu kamar tidur, dua kamar tidur dan unit dua lantai (duplex) dengan tiga kamar tidur. Harganya cukup kompetitif yakni dari mulai Rp 333,9 jutaan hingga Rp 964 jutaan per unit.

Apartemen ini akan dilengkapi berbagai fasilitas kelas bintang lima seperti kolam renang, fitness center, lapangan tenis, mesjid, gedung pertemuan, kids play ground, area life style, food court, wireless internet, kartu akses dan parkiran luas.

"Adapun target pasar dari apartemen ini adalah mahasiswa/dosen/alumni USU dan Universitas Methodist yang dekat dengan lokasi apartemen. Selain Univesitas sumatera para perantau yang tinggal di Kota Medan dari berbagai daerah seperti Jakarta, Aceh, Sumbar dan lain-lain termasuk mahasiswa asal Malaysia yang jumlahnya cukup banyak," papar Sekretaris BPO DPP Realestat Indonesia (REI) yang juga Konsul Jenderal Nepal untuk Indonesia tersebut.

Cukup Potensial

Bally menyebutkan, pasar apartemen di Medan cukup potensial, karena sebagai pusat bisnis dan pendidikan terbesar di wilayah barat Indonesia kebutuhan hunian di kota tersebut cukup besar. Apalagi Setiabudi Condominium ini menyasar segmen menengah, berbeda dengan pasokan hunian vertikal di Kota Medan yang selama ini didominasi apartemen kelas premium.

Kawasan Setiabudi memiliki captive market besar karena di sekitarnya saja ada 50 ribu jiwa penduduk, ditambah 50 ribu mahasiswa yang kuliah di USU dan beberapa kampus lain di sekitarnya.

"Ini juga menjadi alasan kenapa investasi apartemen di kawasan ini cukup menjanjikan baik termasuk untuk disewakan," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya