Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong nelayan di seluruh Indonesia untuk tak lagi berpikir mahalnya ongkos produksi. Namun harus mampu menghasilkan tangkapan ikan yang berkualitas dengan harga tinggi.
Mengingat, lautan Indonesia, khususnya Banten, yang berada di laut Jawa bagian barat dan berdekatan dengan Samudera Hindia, memiliki potensi ikan tuna dan cakalang yang nilai ekonomisnya cukup tinggi.
"Banten ini luar biasa, menurut saya sleeping giant, punya potensi besar tapi belum tergarap maksimal. Di pantai barat itu potensi tuna nya besar sekali, yang baru tergarap itu pelabuhan ratu," kata Syarief Widjaja, Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Tangkap pada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), saat ditemui di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu, Kota Serang, Banten, Kamis (02/11/2017).
Advertisement
Salah satu caranya dengan menerapkan tiga pilar KKP untuk kesejahteraan nelayan, yakni pengusiran kapal asing ilegal yang menangkap ikan di laut Indonesia sesuai Keppres nomor 44 tahun 2016, kedua yaitu pemberdayaan nelayan, dan ketiga yakni kesejahteraan nelayan.
"Bahwa laut Indonesia adalah untuk nelayan Indonesia. Dimulai dngan bantuan kapal, alat tangkap, pelatihan dan penyuluhan. Terakhir adanya bantuan permodalan, adanya asuransi nelayan, kemudian juga akses informasi di pasar," terangnya.
Kementerian di bawah pimpinan Menteri Susi Pudjiastuti itu mendorong nelayan yang ada di Pelabuhan Karangantu untuk mendirikan koperasi agar mempermudah penyaluran bantuan penangkapan ikan di laut.
"Makanya kita dorong pembangunan koperasi. Nanti kita bantu permodalan, sehingga tidak perlu ke tengkulak. Ada BRI, BNI, teman perbankan kita," jelasnya.