Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mendapat jaminan dari Persatuan Pengusaha Beras dan Penggiling Padi (Perpadi) terkait stok beras nasional. Perdadi menjamin stok beras aman sampai 5 bulan ke depan.
Enggartiasto mengatakan, ‎saat menghadiri Rapat Pimpinan (Rapim) Perpadi, para pengusaha menyampaikan stok beras saat ini tidak ada kekurangan. Bahkan cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional selama lima bulan ke depan.
"Mereka menyatakan sampai lima bulan aman, jadi bisa dipastikan sampai Februari 2018 stok beras ada," kata Enggartiasto usai menghadiri Rapim Perpadi, di Kantor Perpadi, Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Sabtu (4/11/2017).
Advertisement
Baca Juga
Saat ini di seluruh daerah penghasil sedang panen. Selain itu, ada juga ‎yang baru menanam. Kondisi ini menjadi bukti bahwa pasokan beras akan terus ada.
"Di Sulawesi Selatan saja semua panen raya masih berjalan, seporadis secara keseluruhan daerah-daerah ada yang panen ada yang baru mulai, jadi tidak ada kekhawatiran, Jawa juga di Jawa Tengah ada panen," papar Enggartiasto.
Jika ada kekurangan pasokan beras, maka indikasinya dapat terlihat di Pasar Induk Beras Cipinang, yang akan mengalami penurunan stok. Namun saat ini stok beras berada di posisi normal.
"Satu ukuran yang pasti kalau ada kekurangan di sini (Cipinang) stoknya berkurang.‎ Di sini tadi stok beras di atas 50 ribu ton batas aman 30-35 ribu ton," tutup Enggartiasto.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kekeringan
Beberapa waktu lalu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan, kekeringan yang terjadi di sejumlah wilayah tidak berdampak pada pasokan pangan seperti beras. Saat ini pasokan beras masih cukup banyak meski ada kekeringan.
Amran mengungkapkan, untuk wilayah lumbung padi seperti Jawa Barat, pada tahun ini tingkat kekeringannya turun cukup signifikan. Jika pada tahun lalu ada 100 ribu hektare (ha) lahan yang mengalami kekeringan, pada tahun ini menurun menjadi hanya 3.000 ha.
"Khusus jawa barat tadi Bapak Gubernur langsung melaporkan bahwa kekeringan hanya 3.000 ha, dibandingkan tahun sebelumnya 100 ribu ha," ujar dia.
Turunnya jumlah luas lahan pertanian yang mengalami kekeringan tersebut salah satunya disebabkan oleh mulai berfungsinya bendungan dan embung yang dibangun pemerintah. Sehingga meski menghadapi kekeringan akibat kemarau, ada pasokan air yang dialiri dari bendungan dan embung tersebut.
"Ini menurun karena ada bendungan Jatigede, bendungan ini sudah berfungsi. Kemudian kita membangun embung yang luar biasa, kemudian ada alat mesin pertanian dan seterusnya. Sehingga standing crop (padi) sekarang ada 4,6 juta ha seluruh Indonesia. Dan itu aman sampai 4 bulan," kata dia.
Advertisement