Miliki Buah Sawit Seberat 85 Kg, Petani Jambi Ini Cetak Rekor

Sugiarto mengaku selalu berusaha maksimal saat memelihara tanaman sawitnya.

oleh Azwar Anas diperbarui 05 Nov 2017, 19:29 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2017, 19:29 WIB
20160308-Ilustrasi-Kelapa-Sawit-iStockphoto
Ilustrasi Kelapa Sawit (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Petani sawit asal Desa Tidar Kuranji, Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batang Hari, Jambi bernama Sugiarto, berhasil memproduksi tandan buah segar (TBS) seberat 85,02 kilogram (kg).

Dia pun memenangkan sayembara pemecahan rekor Musium Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk tandan buah segar (TBS) terberat 2017. 

“Setelah dilakukan verifikasi dan penimbangan TBS di lapangan, TBS milik Pak Sugiarto dinyatakan sebagai pemenang. TBS tersebut seberat 85,02 kg,” ujar Ketua Panitia Sayembara Pemecahan Rekor TBS Terberat 2017 yang digelar Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Dasrizal Raham, Minggu (5/11/2017)a

Menurut penuturan Sugiarto, dirinya berusaha maksimal dalam memelihara tanaman sawitnya. Dia pun selalu mengikuti bimbingan petugas dari PT Inti Indo Sawit Subur yang merupakan anggota Gapki Cabang Jambi. Sugiarto merupakan anggota petani plasma PT Inti Indo Sawit Subur.

“Saya selalu ngopeni kebun saya sesuai arahan perusahaan. Kalau disuruh dibersihkan, ya saya bersihkan. Kalau disuruh dipupuk ya saya pupuk. Pokoknya saya ngikut saja,” ujar Sugiarto yang mengaku warga transmigran asal Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur ini.  

Sugiarto mengatakan, dirinya memiliki dua hektare (ha) kebun sawit, pemberian pemerintah. Kebun tersebut kemudian ditanami sawit pada 1993 menggunakan benih pemberian perusahaan.

Saat ini, dari dua ha kebun sawitnya rata-rata tiap bulan menghasilkan TBS sebanyak 6 ton. Sementara itu harga untuk setiap satu ton TBS pekan lalu Rp1.685.950. Jadi tiap bulan, Sugiarto mengantongi uang Rp10.115.700. “Dalam dua ha tersebut hanya tujuh pohon sawit saja yang menghasilkan TBS jumbo,” ujar Sugiarto.

Penganugerahan piagam Rekor MURI dan uang pemeliharaan kebun senilai Rp 10 juta berlangsung seiring pelaksanaan acara 13th Indonesian Palm Oil Conference and 2018 Price Outlook di Nusa Dua Bali.

 

 

Bibit Unggul

Sementara itu Ketua Gapki Jambi Tidar Bagaskara mengatakan bibit sawit yang ditanam di kebun milik Sugiarto merupakan bibit unggul bersertifikat. Bibit tersebut berasal dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.

"Pak Sugiarto ini sebagai ketua kelompok tani juga aktif melakukan koordinasi dengan pihak perusahaan. Dia juga sering melakukan pembinaan kepada anggotanya. Beliau punya 2 ha. Satu kelompok tani ada 15 kapling atau 30 ha,” kata Tidar. 

Menurut Tidar, TBS yang dihasilkan oleh kebun milik Sugiarto memang luar biasa besar. Sebab rata-rata TBS beratnya berkisar 25-35 kg saja. Menurutnya, tidak semua tanaman yang berada di kapling petani itu bisa menghasilkan TBS seberat 85,02 kg.

Biasanya dalam satu kapling, kata Tidar, hanya ada 4-7 pohon yang memiliki TBS yang beratnya di atas rata-rata. “Pak Sugiarto ini juga sangat taat dengan aturan panen. Rotasi panen dalam sebulan itu tiga kali, jadi per 10 hari sekali melakukan panen. Beliau sangat taat dengan aturan itu,” ujar Tidar.

Ketua Umum Gapki Joko Supriyono mengatakan kompetisi TBS terberat tersebut untuk merangsang petani plasma agar bisa meningkatkan produktivitas kebunnya. “Ini merupakan upaya kami untuk memberikan semangat kepada para petani agar bersemangat memelihara kebunnya,” ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya