Ditangkap Kasus Korupsi, Kekayaan Pangeran Alwaleed Merosot Tajam

Pangeran Alwaleed Bin Talal merupakan salah satu anggota kerajaan dengan kekayaan terbanyak.

oleh Vina A Muliana diperbarui 06 Nov 2017, 11:18 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2017, 11:18 WIB
alwaleed-bin-talal-130916b.jpg
Pangeran Alwaleed bin Talal

Liputan6.com, Jakarta Raja Arab Saudi Salman Bin Abdulaziz mengambil keputusan untuk memecat dan menangkap sejumlah petinggi kerajaan pada Sabtu, 4 November 2017. Sebanyak 11 pangeran dan puluhan menteri ditahan, salah satunya miliarder Alwaleed bin Tawal.

Menyusul penangkapan ini, kekayaan Pangeran Alwaleed pun merosot tajam. Dilansir dari Forbes Real Time Ranking, Senin (6/11/2017), harta Alwaleed dilaporkan merosot US$ 732 juta atau Rp 9,9 triliun. Alwaleed kini menduduki peringkat 68 orang terkaya dunia.

Tak hanya itu, nilai saham perusahaan yang dinakhodai Alwaleed, Kingdom Holding, merosot 9,9 persen pada pembukaan bursa hari Minggu setelah penangkapannya. Saat penutupan, nilai saham pun masih mengalami penurunan 7,6 persen, terendah sejak Juni 2012.

Indeks Saudi Tadawul All-Shares Index (TASI) juga turun 1,6 persen hanya semenit setelah dimulainya perdagangan di pasar saham terbesar dunia Arab, menyusul tindakan keras Raja Salman menyapu korupsi dan penangkapan para bangsawan dan pengusaha terkemuka.

Sebagai informasi, Pangeran Alwaleed bin Talal merupakan salah satu anggota kerajaan dengan kekayaan terbanyak. Ia merupakan pemegang saham dari perusahaan ternama seperti Citigroup Inc dan Kingdom Holding.

Keponakan Raja Salman ini juga merupakan investor di perusahaan kelas kakap dunia, seperti Twitter Inc., JD.com Inc., Four Seasons Hotel dan Accor Hotels.

Setelah mengumumkan penangkapan, Raja Salman juga memecat menteri ekonomi dan mengumumkan komite baru khusus anti-korupsi. Ia kemudian menunjuk Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman sebagai kepala komite khusus anti-korupsi.

Dewan ulama tertinggi kerajaan mengatakan bahwa komite anti-korupsi memiliki hak untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan, memberlakukan pembatasan perjalanan, dan membekukan rekening bank.

Komite juga dapat melacak dana, mencegah transfer dana atau likuidasi aset, dan melakukan tindakan pencegahan lainnya sampai kasus diajukan ke pengadilan.

Gurita Bisnis Pangeran Alwaleed di Indonesia

Pemerintah Arab Saudi menangkap beberapa pangeran dan menterinya terkait tudingan korupsi pada akhir pekan lalu. Salah satunya, miliarder dunia yang juga orang terkaya di Timur Tengah, Pangeran Alwaleed bin Talal.

Sepak terjang Pangeran Alwaleed di dunia bisnis sudah tak diragukan. Pada November 2016, majalah Forbes memasukkan Alwaleed dalam peringkat ke-45 sebagai orang terkaya di dunia dengan kekayaan mencapai US$ 18,7 miliar atau setara Rp 252,41 triliun.

Meski data terakhir Forbes, pada Minggu (5/11/2017), kekayaan Pangeran Alwaleed turun menjadi US$ 17 miliar atau setara Rp 229,4 triliun. Posisinya juga turun ke-71.

Tak hanya di Timur Tengah, dia terus mengembangkan bisnisnya ke wilayah lain, salah satunya Indonesia.

Seperti Liputan6.com rangkum dari beberapa sumber, antara lain Saudi Gazette dan situs Kingdom Holding Company, Senin (6/11/2017), uang Pangeran Alwaleed di Indonesia banyak tertanam di sektor perhotelan dan keuangan.

Sebutlah, Hotel Raffles di Jakarta yang sempat ditempati rombongan Raja Salman saat mengunjungi Indonesia pada tahun lalu.

Hotel ini dikelola operator internasional Raffles Hotels & Resort Singapura yang sebagian sahamnya dimiliki Kingdom Hotel Investments (KHI), anak usaha dari Kingdom Holding Company (KHC) yang didirikan Pangeran Alwaleed.

Investasi lainnya, yakni Four Seasons Resort Bali di Sayan, Four Seasons Resort Bali di Jimbaran Bay, dan Raffles Hotel Bali di Jimbaran.

Sementara di sektor keuangan, investasi KHC di Indonesia melalui Kingdom Holding di sektor keuangan adalah melalui Citigroup.

Saat kunjungannya ke Indonesia pada Mei 2016, kepada Presiden Joko Widodo, Pangeran Alwaleed yang mewakili pemerintah Arab Saudi juga menyampaikan komitmen investasi ke Indonesia, antara lain pembangunan kilang minyak dan infrastruktur.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya