Liputan6.com, Hong Kong - Perusahaan sektor jasa keuangan asing termasuk Amerika Serikat (AS) akan mudah berbisnis di China. Pemerintah China menyatakan akan mengizinkan perusahaan asing memiliki bank dan perusahaan investasi China.
Ini sinyal terbaru oleh pemerintah China untuk membuka industri keuangannya lebih luas. Wakil Menteri Keuangan China Zhu Guangyao menyampaikan hal itu dalam konferensi pers Jumat pekan ini.
Pemerintah China akan menghapus penutupan investasi asing di bank China. Investor asing akan diizinkan memiliki 51 persen saham di perusahaan sekuritas, manajer investasi, dan penyedia asuransi jiwa.
Advertisement
Baca Juga
Zhi menuturkan, aturan baru akan segera diberlakukan. Akan tetapi, dia tidak memberikan hal detail kapan direalisasikan. Sebelumnya, bank-bank besar tidak berada di China. Hanya HSBC yang berada di sana melalui kepemilikan saham sebesar 19 persen di Bank of Communications.
Aturan kepemilikan asing di China menjadi perdebatan bagi perusahaan Amerika Serikat (AS) pada masa lalu. Hal itu mengingat bank asing hanya mengizinkan kepemilikan saham minoritas. Mereka memiliki pengaruh terbatas terhadap keputusan besar. Itu sebabnya JP Morgan menjual saham minoritas di perusahaan patungan investasi di China pada tahun lalu.
Akan tetapi, CEO JP Morgan Jamie Dimon menuturkan, pihaknya akan kembali jika bank itu dapat mengendalikan bisnisnya di sana. Juru bicara bank terbesar AS pun menyambut baik perubahan aturan tersebut. "JP Morgan akan evaluasi opsi yang layak untuk memperkuat posisinya di China," tambah juru bicara JP Morgan, seperti dikutip dari laman CNN Money, Minggu (12/11/2017).
Sementara itu, Chairman UBS China Strategy Board Eugene Qian menuturkan, keputusan pemerintah China mengizinkan perusahaan asing mengambil alih 51 persen saham perusahaan sekuritas menjadi langkah penting untuk membuka sektor keuangan China.
Dengan memudahkan perusahaan AS untuk membuka bisnis jasa keuangan di China dapat membantu keseimbangan perdagangan lebih baik. Apalagi Presiden AS Donald Trump sering menunjukkan surplus perdagangan besar China dengan AS yang mencapai hampir US$ 350 miliar pada tahun lalu.
"Reformasi ini sudah ada dalam buku pedoman Xi Jinping," kata Aidan Yao, Ekonom AXA Investment Managers.
Sektor keuangan China juga menjadi daya tarik bagi perusahaan asing. Sektor keuangan China terbesar kedua di dunia dengan aset US$ 33 triliun. "Ukuran dan potensi pertumbuhan China jadi potensi yang menarik," tambah Yao.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Selanjutnya: Alasan China Buka Sektor Jasa Keuangan kepada Investor Asing
Pemerintah China memiliki alasan untuk memudahkan perusahaan keuangan asing beroperasi di China. Banyak bank besar dan perusahaan jasa keuangan di China yang dimiliki pemerintah, yang menyalurkan kredit ke perusahaan milik negara menjadi tidak efisien.
Gubernur Bank Sentral China Zhou Xiaochuan baru-baru ini mengatakan, kurangnya persaingan dari luar menyebabkan "kemalasan" di sektor keuangan. Zhou meminta pasar untuk memainkan peran lebih besar.
Selain itu, alokasi modal yang tidak efisien telah membuat China memiliki tingkat utang perusahaan yang relatif besar terhadap ukuran ekonominya.
"Membuka sektor keuangan bagi investor asing dapat menciptakan persaingan dan keahlian yang lebih sehingga memaksa bank-bank China menjadi lebih efisien dan mengetahui bagaimana menyalurkan kredit," kata Kepala Ekonom Macquaire Larry Hu.
Di sisi lain, sejumlah pakar memperingatkan agar tidak terlalu bersemangat dengan perubahan yang direncanakan. "China masih bisa menipu peraturan sehingga perusahaan lokal memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan perusahaan asing," ujar James McGregor, Mantan CEO Dow Jones.
Â
Â
Advertisement