Terhenti 7 Tahun, RI Kembali Jalin Kerja Sama Energi dengan China

Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2002, ICEF selalu menjadi forum bilateral yang bermanfaat bagi sektor energi kedua negara.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 13 Nov 2017, 12:08 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2017, 12:08 WIB
Peluang Investasi EBT di Indonesia Semakin Terbuka Lebar
Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 12 Tahun 2017 membuat peluang investari Energi Baru dan Terbarukan (EBT) semakin terbuka lebar.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan China membuka kembali forum‎ energi yang sempat terhenti selama tujuh tahun. Dengan tersambungnya kembali forum ini, diharapkan dapat meningkatkan kerja sama pada sektor kelistrikan, pertambangan, minyak dan gas bumi, serta Energi Baru Terbarukan (EBT).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, dalam ‎forum yang bernama The 5th Indonesia-China Energy Forum (ICEF V)‎, kedua belah pihak telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU), sebagai payung hukum peningkatan kerja sama pengembangan sektor energi yang meliputi migas, ketenagalistrikan, EBT,dan pertambangan.

Dalam pertemuan yang dihadiri perwakilan dari pemerintah kedua negara tersebut, hadir perwakilan 96 perusaha‎an asal China dan 40 dari Indonesia. Jonan menginginkan ada hasil kerja sama yang nyata.

"Kami berharap, dalam diskusi working grup ini, ada hasil nyata, dan bisa dilakukan secepatnya," tutur Jonan saat menghadiri ICEF V, di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Senin (13/11/2017).

ICEF sempat dihentikan pada 2010. Kemudian pemerintah Indonesia dan China berkomitmen untuk melanjutkan kembali forum energitersebut, setelah tujuh tahun tidak berjalan.

"Pada hari ini, kita menyelenggarakan Indonesia China Energy Forum ke-5.  Terakhir diadakan pada 2010 lalu di Tiongkok," paparnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Pertumbuhan lapangan kerja

Administrator National Energy Administration (NEA) Republik Rakyat Tiongkok (RRT), H.E. Nur Bekri mengungkapkan, RRT berkomitmen meningkatkan kerja sama di sektor energi dengan Indonesia.

Alasannya, kerja sama yang telah terjalin selama ini sudah terasa manfaatnya. Seperti menciptakan lapangan kerja di Indonesia dan menumbuhkan‎ pasar di Tiongkok.

"Kerja sama Indonesia dan Tiongkok pada sektor energi, diharapkan kedua belah pihak dapat meningkatkan kerjasama," tutup Nur.

Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2002, ICEF selalu menjadi forum bilateral yang bermanfaat bagi sektor energi kedua negara. Pada penyelenggaraan sebelumnya, ICEF menjadi landasan untuk memulai kerja sama yang konkret antar BUMN dan perusahaan kedua negara.

Beberapa kerja sama yang sudah dilakukan Indonesia dengan RRT adalah, Investasi Perusahaan Minyak dan Gas Bumi RRT di Indonesia.

Beberapa perusahaan RRT berinvestasi dan beroperasi di Indonesia di bidang minyak dan gas bumi dengan wilayah kerja Operasional Blok dan Non-Operasional Blok, yaitu SINOPEC, Petrochina dan CNOOC.

Investasi perusahaan RRT di bidang ketenagalistrikan, berpartisipasi dalam investasi bidang ketenagalistrikan di Indonesia, baik itu dalam Proyek 35 Giga Watt (GW), maupun proyek ketenagalistrikan di luar proyek 35 GW.

Investasi di bidang hilir mineral dan batu bara, yaitu Alumunium Corporation of China Ltd. (Chinalco) bersama dengan PT Aneka Tambang Tbk dan PT Inalum membangun Smelter Grade Alumina di Kabupaten Mempawah (SGA Mempawah), Kalimantan Barat.

Smelter yang direncanakan memiliki kapasitas satu juta ton per tahun ini diperkirakan menelan investasi sebesar US$ 1,5-1,8 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya