Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengaku belum puas dengan pencapaian afirmasi peringkat utang Indonesia oleh Fitch dari BBB- menjadi BBB dengan outlook stabil. Pemerintah akan terus bekerja keras untuk mencapai peringkat AAA.
"Kalau ditanya puas? Tentu tidak. Paling puas kalau sudah sampai AAA, kalau BBB belum puas. Kita harus bekerja keras," ujar Sri Mulyani di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta II, Jakarta, Kamis (22/12/2017).
Advertisement
Baca Juga
Namun demikian, Sri Mulyani menghargai usaha kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah (pemda) yang terus memperbaiki pengelolaan keuangan negara melalui pembukuan maupun transparansi yang baik sehingga mengurangi risiko terhadap Indonesia.
"Penilaian Fitch sangat baik pada fiskal atau APBN yang memiliki kredibilitas, baik dari sisi penerimaan, belanja, maupun penanganan risiko. Karena ada risiko yang bisa diprediksi 100 persen dan ada yang bikin shock," ia menerangkan.
Tugas pemerintah, Sri Mulyani mengaku, melakukan identifikasi risiko terkait demografi, kebijakan subsidi, maupun ekonomi dari negara lain. "Kita harus menjaga APBN supaya punya pegangan yang cukup untuk memperbaiki rating Indonesia," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tangkis Dampak Reformasi Pajak Trump
Dengan kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Fitch, kata Sri Mulyani akan meningkatkan kepercayaan atau konfiden investor kepada Indonesia. Kepercayaan tersebut sangat dibutuhkan di saat Undang-undang (UU) Perpajakan dari Presiden Trump sudah disetujui DPR.
"Dalam jangka pendek, konfiden makin baik. Ini dibutuhkan saat AS sudah memutuskan UU Perpajakan-nya sehingga sentimen terhadap negara-negara berkembang semakin kritis," ujarnya.
Melalui kebijakan pajak AS, sambung Sri Mulyani Indonesia bisa terbebas dari sentimen-sentimen negatif pasar maupun investor.
"Sentimen negara emerging makin kritis. Kalau punya fondasi baik dan diakui oleh internasional, Indonesia bisa terbebas dari sentimen negatif hanya gara negara-gara negara maju melakukan kebijakan. Kita punya tambahan untuk tidak tersapu oleh sentimen dan daya tahan kalau punya reputasi baik," tandasnya.
Advertisement
Fitch Ratings Dongkrak Peringkat Utang Indonesia Jadi BBB
Untuk diketahui, lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings, mendongkrak posisi Long Term Foreign dan Local Currency Issuer Default Rating Indonesia menjadi BBB dari sebelumnya BBB- dengan outlook stabil.
Mengutip laman Fitch Ratings, Kamis (21/12/2017), kenaikan peringkat utang Indonesia itu didukung ketahanan Indonesia terhadap guncangan eksternal atau faktor global dalam beberapa tahun terakhir.
Selain itu, kebijakan makro ekonomi secara konsisten untuk menjaga stabilitas. Kebijakan nilai tukar yang lebih fleksibel sejak pertengahan 2013 juga membantu menopang cadangan devisa Indonesia menjadi US$ 126 miliar.
Fitch menilai, Indonesia mampu disiplin menjaga kebijakan moneternya sehingga membatasi dampak dari aliran dana investor asing yang keluar dari Indonesia. Ditambah langkah makro untuk berhati-hati menekan utang luar negeri terutama perusahaan serta pendalaman pasar keuangan juga membantu stabilitas pasar lebih baik.
Selain itu fokus menstabilkan makro ekonomi juga terlihat dalam anggaran yang kredibel dalam beberapa tahun sebelumnya. Meski ketahanan Indonesia membaik, Fitch melihat Indonesia juga menghadapi tantangan eksternal yang tetap ada termasuk potensi tekanan pasar terhadap kebijakan pengetatan moneter oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve.
Ditambah, ketergantungan Indonesia terhadap komoditas juga masih relatif tinggi. Adapun tantangan dari dalam negeri, Indonesia akan hadapi tahun politik. Kemungkinan kondisi politik dapat jadi gangguan dalam membuat kebijakan ekonomi, terutama jelang pemilihan kepala daerah 2018 dan pemilihan presiden pada 2019. Ini merupakan sentimen domestik yang dapat ganggu pasar.
Pemerintah Indonesia juga masih hadapi tantangan untuk memperbaiki lingkungan bisnis. Meski demikian langkah-langkah untuk mempermudah keizinan berusaha membuahkan hasil dengan peringkat Indonesia naik tajam ke posisi 72 dari 192 negara terkait kemudahan berusaha.
Reformasi yang dilakukan Indonesia tampaknya berkontribusi terhadap aliran dana investor asing masuk ke Indonesia. Fitch memperkirakan aliran dana investasi asing secara langsung dapat menutupi defisit transaksi berjalan dalam beberapa tahun ke depan.