Permintaan Naik, Harga Minyak AS Parkir di Atas US$ 60 per Barel

Harga minyak AS di tutup di atas US$ 60 per barel pada perdagangan terakhir di 2017.

oleh Arthur Gideon diperbarui 30 Des 2017, 06:50 WIB
Diterbitkan 30 Des 2017, 06:50 WIB
Ilustrasi Harga Minyak
Ilustrasi Harga Minyak

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak AS di tutup di atas US$ 60 per barel pada perdagangan terakhir di 2017. Untuk pertama kalinya sejsk 2015, harga minyak mampu berada di atas level tersebut. Pendorong penguatan harga minyak adalah permintaan yang kuat tak hanya di AS tetapi juga di dunia terutama dari China.

Mengutip Reuters, Sabtu (30/12/2017), harga minyak mentah berjangka AS atau West Texas Intermediate (WTI) berjangka ada di US$ 60,42 per barel, penutupan tertinggi sejak Juni 2015. Sedangkan harga minyak mentah Brent naik 45 sen menjadi US$ 66,62 per barel. Brent menembus US$ 67 per barel pada minggu ini untuk pertama kalinya sejak Mei 2015.

Harga minyak mentah AS mengalami kenaikan 12 persen sepanjang tahun ini. Sedangkan harga minyak Brent yang merupakan patokan dunia naik 17 persen. Sentimen pendorong positifnya kinerja minyak ini karena komitmen dari negara-negara anggota organisasi pengeskpor minyak OPEC dan beberapa negara lainnya untuk menahan produksi.

Dengan adanya kenaikan harga minyak yang cukup tinggi sepanjang tahun ini maka mampu mengurangi kekhawatiran yang selama ini terus menggelayuti pelaku pasar sejak 2014 lalu. Saat itu, harga minyak merosot tajam dari di atas US$ 100 per barel menjadi di kisaran US$ 60 per barel.

Sebenarnya di awal tahun ini harga minyak masih tertekan karena adanya tambahan pasokan dari Nigeria dan Libya. Tambahan produksi tersebut mengganggu aksi pemotongan produksi yang dilakukan oleh OPEC dan beberapa negara di luar OPEC seperti Rusia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Terus Reli pada 2018

Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Tetapi reli terus terjadi sejak pertengahan tahun karena permintaan yang kuat dan kepatuhan dari negara OPEC dan lainnya untuk tetap menahan produksi sesuai dengan kesepakatan.

"Tren ini kemungkinan akan terus berlanjut pada 2018 dan persediaan akan minyak dunia akan terus menurun," jelas Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston.

Lipow memperkirakan bahwa harga minyak mentah AS akan merayap hingga sekitar US$ 63 per barel pada akhir tahun depan. Sementara harga minyak Brent akan bertahan sekitar US$ 67 per barel karena ekspor minyak AS naik ke rekor tertinggi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya