Sebab Lifting Migas RI di 2017 Tak Tercapai

Pada 2017 lifting migas hanya 98,9 persen dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 05 Jan 2018, 15:15 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2018, 15:15 WIB
Keterbukaan Data Mampu Gairahkan Investasi Migas
Kementerian ESDM berencana menyempurnaan sistem pengelolaan data hulu migas untuk mendorong eksplorasi migas.

Liputan6.com, Jakarta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkap sebab produksi siap jual (lifting) migas tidak mencapai target. Pada 2017 lifting migas hanya 98,9 persen dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP).

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan, ada beberapa penyebab lifting migas tak tercapai. Pertama, terlalu luasnya wilayah kerja migas, sehingga terjadi ketidakakuratan data dan kegiatan pencarian migas ada yang tidak terlaksana.

‎"Kalau penyebabnya macam-macam, kita mesti lihat Pertamina EP hanya mencapai 94,9 persen Pertamina EP karena saking luasnya wilayah kerja, ada data kurang lengkap," kata Amien, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Jumat (5/1/2018).

‎Menurut Amien, tidak tercapainya target tersebut ‎merupakan dampak penurunan produksi migas alamiah, karena diakibatkan usia sumur yang sudah uzur sehingga produksinya tidak optimal.

"Seperti Total ‎E&P banyak transisi, Mahakam lapangan sudah tua butuh intervesi agresif, kalau lapangan sudah tua butuh intervesi,"ujarnya.

Untuk diketahui, total lifting migas Indonesia sepanjang 2017 mencapai 1,944 juta barel setara minyak (Barel Oil Equivalent per Day/BOEPD), produksi tersebut berasal dari 73 Wilayah Kerja (WK) atau blok migas yang berproduksi.

Menurut Amien, capaian lifting tersebut 98,9 persen dari target yang ditetapkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017 sebesar 1,965 ribu BOEPD.

"Lifting migas 2017 hanya 98,9 persen dari target APBNP 2017," tutur Amien.

‎Amien merinci, untuk realisasi lifting minyak bumi sebesar Rp 803,8 ribu barel per hari (Barel Oil per Day/BOPD), atau lebih rendah 98,6 persen dari target APBNP 2017 sebesr 815 ribu BOPD.

Sedangkan realisasi lifting gas bumi sebesar 6,386 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 99,2 persen dari target APBNP 2017 sebesar 6,440 MMSCFD.

“Kami berusaha seoptimal mungkin untuk menekan penurunan produksi alamiah dengan percepatan penyelesaian proyek dan mendorong kegiatan yang menjaga tingkat produksi,” tutup Amien.

ESDM Akan Lelang 22 Blok Migas Tahun Ini

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan‎ melelang lebih dari 22 wilayah kerja atau blok minyak dan gas bumi (migas) pada 2018. Keberadaan lelang diharapkan bisa meningkatkan produksi migas nasional.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan, ‎saat ini instansinya sedang mengumpulkan blok migas yang akan dilelang tahun ini, dengan memilah data blok migas yang sudah akurat.

"Ini sedang dalam proses penyaringan. Kira-kira berapa yang akan dipilih," kata Ego, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (4/1/2018).

Menurut Ego, saat ini ada 22 blok migas yang memiliki‎ potensi untuk dilelang pada 2018. Blok tersebut terdiri dari blok migas yang tidak diminati atas lelang-lelang yang dilakukan sebelumnya. Kemudian blok migas yang masa kontraknya habis dan blok migas yang belum sempat‎ dilelang.

"Selama periode beberapa tahun terakhir kan banyak yang terminasi, gagal memenuhi firm commitment dan banyak yang tidak penuhi periode 6 tahun," ungkap dia.

Sedangkan blok migas yang tertunda pelelangnya pada tahun lalu ada ‎11. Ini terdiri dari 8 blok konvensional dan 3 blok non-konvensional. Ego mengungkapkan, setelah blok tersebut sudah ada pemenang lelangnya, menggunakan skema bagi hasil migas gross split.

"Nah, arahan pak menteri sesuai dengan perkembangan gross split ini, kita mau dilelang ulang dan akan dijadi satukan," tutup Ego.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya