Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menjelaskan penyebab lebih tingginya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi jenis Pertalite di Riau ketimbang di Papua dan Papua Barat.
Area Manager Sumatera Communication & Relations Pertamina Sumatera Bagian Utara‎ Rudi Ariffianto mengungkapkan, penyebab harga Pertalite di Riau menempati jajaran tertinggi ketimbang wilayah lain diakibatkan pungutan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) yang dimasukan dalam komponen harga Pertalite sebesar 10 persen.
"‎PBBKB di Riau 10 persen," kata Rudi saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Jumat(26/1/2018).
Advertisement
Baca Juga
Rudi melanjutkan, di provinsi lain pungutan PBBKB hanya sebesar 5 persen dari harga dasar BBM. Kondisi ini membuat harga Pertalite di Riau lebih mahal dibanding Provinsi lain. Untuk diketahui penetapan besaran PBBKB merupakan kewenangan masing-masing pemerintah daerah (pemda).
"Kalau di daerah lain hanya 5 persen. Tapi itu kewenangannya pemda," tutur Rudi.
Untuk diketahui, struktur pembentukan harga BBM selain PBBKB di antaranya,‎ Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10 persen, dan margin badan usaha dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
‎Merujuk data Pertamina per Januari 2018, harga Pertalite di Papua dan Papua Barat mencapai Rp 7.700 per liter. Harga yang sama dipatok di Maluku, Maluku Utara, dan Kalimantan Utara. Sedangkan harga Pertalite di Aceh dan Jakarta berkisar Rp 7.500 per liter.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Warga Riau Beli Pertalite Lebih Mahal Ketimbang di Papua
Pantauan Riauonline.co.id, pada pekan ini, harga Pertalite di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kota Pekanbaru, Riau, ternyata mengalami kenaikan. Harga yang semula Rp 7.900 naik menjadi Rp 8.000 per liter.
Harga di papan informasi masih tertulis Rp 7.900. Namun ketika dilihat di mesin pompa, tertera harga baru, yakni Rp 8.000.
Sebelumnya, Rudi Arrifianto membenarkan kenaikan harga ini. "Iya memang per 20 Januari 2018 harga Pertalite ada penyesuaian harga jadi Rp 8.000 per liter di Riau dan Kepulauan Riau," ucap dia.
Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh harga minyak dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. "Harganya itu bisa berubah-ubah sesuai dengan harga minyak dan juga kurs rupiah terhadap dolar," Rudi menjelaskan.
Sejauh ini, Pertamina selalu menginformasikan ke publik mengenai perubahan harga di akun publik Pertamina.com. Selain itu, Rudi juga mengatakan bahwa pihaknya telah menginformasikan ke semua SPBU agar melakukan perubahan harga Pertalite.
Kalau untuk keperluan itu, semua SPBU sudah diinformasikan. "Setting dispenser sudah dilakukan agar per 20 Januari 2018 pukul 00.00 WIB sudah dengan harga baru," sebutnya.
"Demikian juga totem seharusnya mereka sudah melakukan perbaruan karena informasi itu sudah disampaikan sebelum tanggal 20 Januari 2018," lanjutnya.
Â
Advertisement