Baca Juga
Hasil kesimpulan sementara, kecelakaan ini terjadi karena proses penarikan kabel (stressing) dan sambungan basah.
"Hasil kesimpulan sementara karena proses penarikan kabel dan sambungan basah sehingga girder LRT ambruk," kata di kantornya, Jumat (26/1/2018).
.
Identifikasi Sementara
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Syarif Burhanuddin, menjelaskan, beberapa identifikasi sementara penyebab kecelakaan saat proyek dilaksanakan atau konstruksi pada pemasangan PCI girder yang terjadi di proyek LRT Jakarta rute Kelapa Gading-Velodrome.
Pertama, kondisi tidak stabil. Penyebab kedua, gantungan crane mengalami pelonggaran sehingga gelagar berotasi, ketiga, vertikalitas gantungan sulit dikontrol.
Keempat, bracing baja tulangan tidak mampu menahan gaya guling, kelima, jack hidraulic yang tidak bekerja dengan baik. Terakhir, proses stressing dan sambungan beton basah.
"Jadi kecelakaan disebabkan belum dipenuhinya sebagian standar operation procedure (SOP), terutama dalam hal pengangkatan balok (erection girder), pemasangan pengaku atau bracing, dan proses penarikan kabel," ucap Syarif.
Permasalahan itu pula yang terjadi pada kasus robohnya girder di proyek Jembatan Overpass Caringin pada ruas tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), Jawa Barat.
Kasus serupa lainnya, Jembatan Overpass di ruas tol Pasuruan-Probolinggo, Jawa Timur, Jembatan Ciputrapinggan KM. Bandung ruas Banjar-Pangandaran, Jawa Barat, serta Jembatan Overpass proyek tol Pemalang-Batang, Jawa Tengah. "Kelima kejadian ini yang masih kami telusuri," Syarif berujar.
Sebagai tindak lanjutnya dari Kementerian PUPR, Syarif mengatakan, akan memasang bracing baja modular antargirder, peralatan erection haris diinspeksi sebelum digunakan, landasan perletakan harus lebar mendekati lebar flens bawah gelagar.
"Selain itu, erection memperhatikan umur grouting post tensioning tendons, kapasitas crane minimal 2,5 dari beban, dan perbaikan sistem stressing dan pelaksanaan sambungan beton basah boks girder," paparnya.
Advertisement