Liputan6.com, Jakarta PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) terus memperkuat komitmennya dalam pembangunan berkelanjutan melalui inisiatif dekarbonisasi.
Sebagai bagian dari upaya mengurangi emisi karbon dan mendukung ekonomi hijau, WIKA Beton resmi menjalin kemitraan dengan Fairatmos, perusahaan teknologi lingkungan, yang ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Jakarta.
Baca Juga
Melalui kolaborasi ini, WIKA Beton akan memanfaatkan teknologi remote sensing dan machine learning dari Fairatmos untuk menganalisis potensi penyerapan karbon di lahan seluas 26 hektare yang terletak di Kariangau, Balikpapan Barat, Kalimantan Timur.
Advertisement
Optimalkan Penyerapan Karbon
Verly Widiantoro, Direktur Teknik dan Produksi WIKA Beton, bersama Natalia Rialucky Tampubolon, Direktur PT Udara untuk Semua (Fairatmos), sepakat untuk mengembangkan kerangka kerja berbasis teknologi digital guna mengukur dan mengoptimalkan potensi penyerapan karbon secara lebih akurat.
Sebagai bagian dari kesepakatan, WIKA Beton akan menyediakan data geospasial serta informasi teknis terkait lahan yang akan diakses oleh Fairatmos untuk melakukan pengecekan. Hasil analisis ini nantinya akan menjadi dasar dalam merancang strategi pengelolaan lahan yang lebih berkelanjutan.
Gunakan Aplikasi Berbasis Digital
Proses analisis akan menggunakan aplikasi berbasis teknologi digital, AtmosCheck, untuk memperkirakan kelayakan area, estimasi potensi karbon, dan potensi pendapatan tahunan dengan metodologi yang disarankan.
Verly Widiantoro menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk membangun industri yang lebih hijau dan berkelanjutan.
“Inisiatif ini adalah bagian dari inovasi WIKA Beton dalam industri hijau. Dengan kolaborasi ini, kami memastikan perusahaan berkontribusi aktif dalam upaya dekarbonisasi, baik di tingkat nasional maupun global,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (4/2/2025).
Advertisement
Solusi Efektif
Sementara itu, Natalia Rialucky Tampubolon, Direktur Fairatmos, menyatakan, pihaknya percaya kerja sama ini akan menjadi model bagi sektor konstruksi dalam menerapkan dekarbonisasi berbasis sains dan teknologi.
“Dengan data yang akurat, kami dapat mengembangkan solusi yang lebih efektif untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung target net zero emissions pada tahun 2050,” jelasnya.