Bendungan Penahan Banjir di Jakarta Rampung di 2019

Kedua bendungan tersebut dalam proses kontruksi, yang saat ini mencapai sekitar 5 sampai 10 persen.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 06 Feb 2018, 08:30 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2018, 08:30 WIB
Bendungan Seigong (Foto: Kementerian PUPR)
Bendungan Seigong (Foto: Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah membangun dua bendungan untuk menahan banjir Jakarta. Dua bangunan tersebut, yakni Bendungan Sukamahi dan Ciawi.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Imam Santoso mengatakan, bendungan tersebut sebagai penahan banjir di wilayah hulu. Bendungan tersebut ditargetkan rampung di akhir tahun 2019.

"Akhir 2019, akan saya percepat menjadi pertengahan 2019," kata dia kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (6/2/2018).

Bendungan ini berbeda dengan bendungan lainnya. Imam mengatakan, bendungan bersifat multifungsi, seperti penyedia air baku, irigasi, serta pembangkit listrik, bendungan ini hanya berfungsi sebagai penahan air.

"Bendungan ini sekarang dalam pelaksanaan. Selesainya tahun 2019. Dua bendungan ini hanya satu fungsi, kalau bendungan yang kita buat ada air baku, pertanian, irigasi dan sebagainya. Tapi ini khusus pengendali banjir. Kita namakan drydam atau bendungan kering. Kalau kering, dia kering. Musim hujan dia penuh," ucap dia.

Dia menuturkan, kedua bendungan tersebut dalam proses kontruksi, yang saat ini mencapai sekitar 5 sampai 10 persen.

"Sekarang under construction, progress-nya sekarang sekitar 5-10 persen. Kontraknya baru kemarin, pertengahan kemarin," tukas dia.

3 Proyek Pembangunan Bendungan Tertunda pada 2017

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan ada proyek pembangunan tiga bendungan yang tertunda pada 2017. Hal itu lantaran terkendala pembebasan lahan, efisiensi, dan penundaan penggunaan pinjaman luar negeri.

Kementerian PUPR sendiri sudah menyerap anggaran 2017 mencapai 91,24 persen dari alokasi sebesar Rp 106,25 triliun. Sementara, realisasi fisik mencapai 93,66 persen.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, meski realisasi anggaran dan fisik di atas 90 persen, terdapat beberapa pembangunan yang tertunda.

"Seluruh pekerjaan yang telah terkontrak sudah selesai. Namun demikian, masih terdapat pekerjaan yang tertunda pembangunannya, seperti pembangunan tiga bendungan. Penyebab lainnya, adanya anggaran lahan tidak terserap terkendala pembebasan lahan, sisa lelang sebagai efisiensi, penundaan penggunaan pinjaman luar negeri dan gagal lelang," kata Basuki dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Kamis (1/2/2018).

Tiga bendungan yang tertunda pembangunannya, yakni Sidan di Bali, Bener di Jawa Tengah, dan Tigadihaji di Sumatera Selatan.

Basuki mengatakan, pihaknya meminta dilakukan value engineering oleh Komisi Keamanan Bendungan bekerja sama dengan pihak Jepang. Tujuannya untuk mengetahui biaya pembangunan yang paling efisien. Ketiga bendungan tersebut akan dibangun pada kuartal I 2018.

Basuki mengatakan, pihaknya tak mengubah target pembangunan infrastruktur. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Arahan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Kabinet tidak boleh mengubah target. Kita harus terus berupaya keras untuk tercapainya target yang sudah ditetapkan serta mengurangi risiko kegagalan," ujar Basuki.

Capaian tahun 2017 termasuk pembangunan jalan sepanjang 778 km dengan capaian 712 km. Kemudian, pembangunan jembatan 8.648 m dengan capaian 9.473 m. Itu termasuk 14 unit jembatan gantung. Lalu, dari target tol yang beroperasi 392 km tercapai 156,6 km.

"Beberapa jalan tol yang sudah rampung tertunda peresmiannya di bulan Januari dan Februari 2018. Sumber pendanaan dari 156,6 km jalan tol yang beroperasi tahun 2017, sepanjang 20,5 km dari APBN dan 135,1 km dari non APBN," jelas dia.

Selanjutnya, untuk mendukung ketahanan air dan pangan nasional pemerintah membangun 39 bendungan. 36 bendungan di antaranya sudah dimulai dan dalam tahap konstruksi.

Di sektor perumahan, Kementerian PUPR telah membangun rumah susun, rumah khusus, rumah swadaya, dan dukungan pembiayaan. Target rusun 13.253 unit tercapai 13.251 unit, target rumah khusus 5.038 unit tercapai 5.047 unit, target rumah swadaya 110.000 tercapai 112.732 unit.

Sedangkan target dukungan pembiayaan melalui Fasilitas LIkuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Subsidi Selisih Bunga (SSB) 331.623 unit tercapai 255.093 unit. Lalu, Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) dari target 278.000 unit tercapai 206.596 unit.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya