Harga Cabai Masih Tinggi pada Awal Pekan

Harga cabai masih terpantau tinggi selama tiga pekan ini. Hal ini yang terjadi di Pasar Pondok Gede, Bekasi.

oleh Bawono Yadika diperbarui 26 Feb 2018, 11:07 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2018, 11:07 WIB
Cabai
Seorang bocah bermain dengan cabai di sebuah pasar di Jakarta, Kamis (11/1). Jika sebelumnya dijual Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu, kini harga cabai berkisar Rp 55 ribu hingga Rp 60 ribu per kilogram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Harga cabai masih terpantau tinggi selama tiga pekan ini. Hal ini yang terjadi di Pasar Pondok Gede, Bekasi.

Pedagang sayur, Malinda (55), mengeluhkan kenaikan harga yang terjadi di cabai rawit merah dan cabai keriting besar. "Harga cabai pada naik. Rawit merah sekarang Rp 50 ribu per kilogram (kg), awalnya Rp 24 ribu. Kalau cabai merah keriting besar sekarang Rp 40 ribu per kilogram, dari awalnya Rp 35 ribu," tutur dia saat ditemui Liputan6.com, Senin (26/2/2018).

Malinda menuturkan, kenaikan harga cabai ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi terjadi akhir-akhir ini. Sementara itu, tukang sayur lain, Sitorus (45) menuturkan hal yang sama terkait kenaikan harga yang terjadi pada komoditas cabai di pasar.

"Cabai rawit merah minggu lalu Rp 35 ribu per kilogram, sekarang Rp 38 ribu per kilogram. Cabai besar biasa Rp 45 ribu per kilogram. Kemarin Rp 40 ribu," ujar dia.

Sitorus menyatakan, kenaikan harga cabai karena stok cabai yang pengirimannya terbilang lambat.

"Karena macet, stok jadi lelet sampainya. Kalau di kampung cepet sampainya. Kalau kita suka lama sampainya," ujar dia.

Berikut daftar harga kebutuhan pokok berdasarkan pantauan Liputan6.com, antara lain bawang merah Rp 28 ribu per kg, bawang putih Rp 48 ribu per kg, beras super Rp 12.000 per liter, dan beras medium Rp 11.000 per liter.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lahan Masih Jadi Kendala RI buat Capai Swasembada Bawang Putih

Bawang putih (Foto: iStockphoto)
Bawang putih (Foto: iStockphoto)

Beberapa hal dinilai masih menjadi kendala Indonesia untuk bisa mencapai swasembada bawang putih yang bisa melepaskan negara ini dari kebijakan importasi. Kendala tersebut salah satunya terkait lahan penanaman yang tidak bertambah signifikan dan menjadi salah satu penyebab produksi tak bisa menutupi kebutuhan di masyarakat.

Ketua Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) Yeka Hendra Fatika menilai mustahil berharap Indonesia bisa mencapai swasembada bawang putih dalam dua tahun ke depan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas lahan pertanian bawang putih pada 2016 mencapai 2.407 hektare. Angka ini menurun 6,09 persen dibandingkan dengan lahan bawang putih yang tercatat seluas 2.563 hektare pada 2015.

Sementara aturan wajib tanam importir dinilai belum bisa membuat jumlah lahan tanaman bawang putih naik signifikan. “Kita perlu penambahan sekitar 50 ribu hektare. Nah, sekarang pertanyaannya, lahan yang dipakai itu lahan apa? Lahan yang mana?” kata dia, Rabu, 14 Februari 2018.

Yeka menuturkan, bawang putih bukan jenis tanaman yang bisa cukup masif ditanam di negara tropis seperti Indonesia. Beberapa daerah memang cocok untuk menjadi sentra bawang putih, seperti di Lombok Timur-NTB, Temanggung-Jawa Tengah, Magelang-Jawa Tengah, dan di Sumatera Barat.

Sayangnya, di daerah tersebut lahan bawah putih dinilai sudah mendekati batas maksimal penggunaan, sehingga cukup sulit untuk memperluas lahan di kawasan tersebut.

Adapun kebutuhan bawang putih kurun 2013 sampai 2017 terus bertumbuh. Rata-rata mencapai 8,78 persen per tahun. Sementara dengan luasan lahan saat ini, produksi bawang putih lokal hanya berada di angka 21,15 ribu ton pada 2016.

Angka ini dinilai jauh di bawah kebutuhan konsumsi nasional berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) yang rata-rata mencapai 1,63 kilogram per kapita tiap tahun.

Dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa, Indonesia membutuhkan minimal 407,5 ribu ton bawang putih guna memenuhi kebutuhan nasional.

Karena hal itu, kata dia, kebutuhan bawang putih nasional masih harus dipenuhi melalui pasokan impor.

Sekadar infomasi, berdasarkan data Kementan, total luasan lahan hortikultura untuk sayur mayur tercatat seluas 608,34 ribu hektare (ha) pada 2016. Lahan tersebut didominasi lahan bawang merah 149,64 ribu ha, disusul cabai rawit seluas 136,82 ribu ha.

Sementara luasan lahan bawang putih yang mencapai 2.407 hektare hanya sebesar 0,4 persen dari keseluruhan lahan hortikultura.

 

 

 

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya