Perusahaan Besar AS Ini Bakal Kena Imbas Perang Dagang

Perang dagang dengan China dapat memberi kabar buruk untuk sejumlah perusahaan besar di Amerika Serikat (AS).

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Mar 2018, 18:30 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2018, 18:30 WIB
Pabrik Boeing (2)
Salah satu pesawat terbang Boeing milik penerbangan United Airlines. (Sumber Boeing Company via news.com.au)

Liputan6.com, New York - Perang dagang dengan China dapat memberi kabar buruk untuk sejumlah perusahaan besar di Amerika Serikat (AS).

Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengenaan tarif buat impor barang di China. Nilainya bisa mencapai USD 60 miliar. Langkah Trump tersebut menekan bursa saham AS. Investor khawatir terhadap pengenaan tarif impor terbaru tersebut.

Perusahaan besar AS antara lain Apple, Boeing, Intel dan perusahaan multinasional lainnya akan terkena dampak kebijakan terbaru Trump tersebut. Demikian mengutip laman CNN Money, Jumat (23/3/2018).

Pendapatan Apple mencapai USD 18 miliar. Dari penjualan itu, 20 persen berasal dari China. Penjualan Boeing ke China hampir mendekati USD 12 miliar. Penjualan itu hampir 13 persen dari total penjualan.

Perusahaan chip terbesar Intel, diikuti Texas Instruments, Nvidia, Micron dan Qualcomm juga punya kepentingan besar di China. Ini lantaran pabrik dan perusahaan tekonologi China juga menggunakan prosesor mereka. Penjualan perusahaan Amerika Serikat di China tersebut didukung dari pertumbuhan kelas menengah di China.

 

Selanjutnya

Kota Terlarang di China
Sejumlah pengunjung berjalan di Forbidden City atau Kota Terlarang di Beijing, (7/3). Kota Terlarang, merupakan istana terisolasi kaisar Qing dan Dinasti Ming China untuk tempat wisata utama yang terletak di pusat ibu kota. (AP Photo/Aijaz Rahi)

Selain perusahaan besar tersebut, Nike juga melaporkan kalau menjual pakaian olahraga dan sepatu mencapai USD 1,2 miliar di China pada kuartal IV.

Produsen post it 3M juga menghasilkan penjualan 10 persen di China. Penjualan di China naik 16 persen pada 2017 dibandingkan di AS hanya naik 1,5 persen.

GM mengatakan, perusahaan dan mitra usaha patungannya menjual lebih dari 4 juta kendaraan pada 2017 di China. Rekor tersebut didorong permintaan kuat untuk merek Cadillac dan Buick.

Starbucks juga membuat taruhan besar di pasar China. Strategi perseroan membuahkan hasil. Starbucks mendapatkan sekitar 14 persen penjualan dari China. Penjualan Starbucks di China bahkan tumbuh lebih cepat dari di Amerika Serikat dan pasar negara maju lainnya.

Bahkan raksasa kasino Las Vegas Sands (LVS) dan Wynn Resorts (WYNN) juga bisa kena dampak dari langkah pemerintahan Trump.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya