KEIN Ungkap Dampak Negatif Perang Dagang AS-China terhadap RI

Anggota KEIN, Johnny Darmawan, menuturkan, ada dua dampak negatif dari perang dagang ke Indonesia. Salah satunya, banjir produk China ke Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 11 Apr 2018, 11:30 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2018, 11:30 WIB
Johnny Darmawan
Johnny Darmawan

Liputan6.com, Jakarta - Potensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China terus bergulir. Perang dagang antara dua negara ini dinilai akan memberikan dampak terhadap banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.

Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Johnny Darmawan, mengatakan, ada dua dampak negatif dari perang dagang ini terhadap Indonesia. Pertama, soal membanjirnya produk-produk China ke Indonesia.

Dia menjelaskan, hal ini bisa terjadi karena tarif bea masuk yang diterapkan AS akan membuat Tiongkok mencari negara lain sebagai pasar ekspor produk-produknya. Salah satu negara yang terkena dampak dari pengalihan negara tujuan ekspor China ini adalah Indonesia.

"Kita akan kebanjiran barang-barang mereka. Karena kita juga sudah ada free trade dengan China," ujar dia di Jakarta, Rabu (11/4/2018).

Johnny menyatakan, sebenarnya untuk mengantisipasi banjirnya produk Tiongkok ke Indonesia, pemerintah bisa memperketat kewajiban Standar Nasional Indonesia (SNI). Namun, hal tersebut tidak bisa berlaku untuk produk-produk pangan.‎

"Pemerintah harus membatasi, seperti dengan SNI. Tapi untuk barang-barang konsumsi sulit. Paling di kepabeanan seperti di Bea Cukai harus lebih ketat. Kalaupun dibatasi, juga bisa dia barangnya ke Thailand dulu baru masuk ke sini," kata dia.

Kemudian, dampak kedua yaitu menurunnya permintaan China terhadap bahan baku energi Indonesia, seperti batu bara. Hal ini bisa terjadi jika industri China mulai menurunkan kapasitas produksinya. ‎

"Kalau sampai China mengurangi produksi nasionalnya, mungkin kita juga terdampak karena mereka impor cukup banyak bahan baku dari Indonesia seperti batu bara dan lain-lain. Kalau china kurangi produksinya, impor batu bara dari sini akan menurun. ‎‎Jadi dampaknya banyak," ujar dia.


Trump Ancam Tambahan Impor Barang China Capai USD 100 Miliar

Donald Trump Tinjau Tembok Prototipe di San Diego
Presiden AS, Donald Trump berbincang saat melakukan perjalanan untuk melihat prototipe tembok perbatasan AS dan Meksiko di San Diego, Selasa (13/3). Tembok ini adalah perwujudan dari janji Trump pada kampanye presiden 2016 lalu. (AP/Evan Vucci)

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meningkatkan ketegangan potensi perang dagang dengan China. Ia mempertimbangkan meningkatkan pengenaan tarif impor barang China mencapai USD 100 miliar atau sekitar Rp 1.377 triliun (asumsi kurs Rp 13.779 per dolar Amerika Serikat).

“Mengingat pembalasan batu bara yang tak adil, saya telah menginstruksikan perwakilan perdagangan AS untuk mempertimbangkan tambahan tarif hingga USD 100 miliar dan penyesuaian tarif,” ujar Trump, seperti dikutip dari laman CNN Money, Jumat 6 April 2018.

Awal pekan ini, AS mengumumkan tarif baru senilai USD 50 miliar untuk impor barang China. AS juga mengklaim kalau China mencuri kekayaan intelektual AS. China langsung menanggapi dengan mengumumkan tarif USD 50 miliar untuk impor barang AS.

AS telah mengenakan tarif impor baja dan aluminium China. Hal tersebut dibalas China. Dengan pengumuman Trump baru tersebut yang menargetkan pengenaan tarif impor barang China USD 100 miliar mengguncang pasar. Hal itu membuat kritikan dari pelaku usaha dan anggota partai Republik.

Pemerintah China tidak segera menanggapi pernyataan Donald Trump. Namun, pada awal pekan, kalau China akan merespons terhadap setiap kebijakan perdagangan AS yang baru.

“Kami telah mengatakan China tidak akan memulai perang dagang. Tapi kami tidak takut, dan kami akan tegas berjuang hingga akhir jika seseorang bersikeras perang,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri di Beijing.

Sementara itu, Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer menilai kalau permintaan itu “tepat”. Ia mengatakan, China memilih untuk menanggapi sejauh ini dengan ancaman untuk berlakukan tarif yang tidak dapat dibenarkan dalam ekspor AS, termasuk produk pertanian.

“Langkah-langkah seperti itu pasti akan menyebabkan kerugian lebih lanjut bagi pekerja AS, petani, dan bisnis. Dalam keadaan seperti ini, Trump berhak untuk meminta tindakan tambahan yang sesuai untuk mendapatkan penghapusan tindakan, kebijakan dan praktik yang tidak adil,” kata dia.

Trump juga mengatakan kalau pihaknya meminta Kementerian Pertanian untuk melindungi petani dan kepentingan pertanian AS. Ia juga membuka pintu untuk pembicaraan lebih lanjut dengan pemerintah China.

“Amerika Serikat masih siap untuk berdiskusi dalam dukungan lebih lanjut dari komitmen kami untuk mencapai perdagangan bebas, adil, dan timbal balik untuk melindungi teknologi dan kekayaan intelektual perusahaan dan rakyat AS,” kata dia.

Para pejabat China juga mengatakan kalau pihaknya ingin bernegosiasi. Akan tetapi, tidak jelas apakah kedua pihak akan dapat capai kesepakatan yang dapat diterima bersama.

 

 

 Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya