Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di awal pekan ini. Pelaku pasar tengah melihat sentimen geopolitik di suriah.
Mengutip Bloomberg, Senin (16/4/2018), rupiah dibuka di angka 13.763 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.755 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.759 per dolar AS hingga 13.785 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 1,60 persen.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.766 per dolar AS. Patokan pada hari ini melemah jika dibandingkan dengan patokan pada Jumat lalu yang ada di angka 13.753 per dolar AS.
Sebenarnya, dolar AS tertekan di kawasan Asia pada perdagangan Senin pekan ini. Pelemahan dolar AS ini imbar dari serangan militer AS ke Suriah.
Meskipun AS menyerukan untuk menghentikan serangan militer, pelaku pasar masih khawatir akan adanya sanksi ekonomi ke Suriah yang akan berdampak kepada hal lainnya.
"Saat ini para spekulan sebenarnya sedang melihat apa yang akan terjadi selanjutnya," jelas analis senior Daiwa Securities Yukio Ishizuki seperti dikutip dari Reuters.
Gebrakan BI
Sebelumnya, Gubernur terpilih Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, telah menyiapkan beberapa strategi untuk mengelola sistem moneter nasional. Salah satunya adalah menjaga stabilitas rupiah dalam kondisi normal maupun saat sedang terpuruk.
"Kebijakan BI selalu akan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan kondisi fundamental dan ini juga sudah digariskan sesuai selama ini, dan terus akan kita lakukan," kata Perry pada 3 April 2018.
Dalam kondisi normal, nilai tukar rupiah akan lebih banyak ditentukan oleh mekanisme pasar. Namun, dalam kondisi tertentu BI harus melakukan beberapa intervensi.
"BI tidak segan-segan dalam kondisi nilai tukar mendapat tekanan kita melakukan intervensi baik dalam menyuplai dolar di pasar valas maupun juga membeli SBN (Surat Berharga Negara) di pasar sekunder," ujarnya.
Kendati demikian, ia menyatakan bawa saat ini kondisi nilai tukar rupiah masih relatif stabil.
"Nilai tukar kita dalam beberapa waktu terakhir itu relatif stabil dan sekarang pun juga aliran masuk modal asing sudah masuk kembali dan itu akan menjadi stabilitas kita," kata dia.Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement