PUPR Kirim Tim Investigasi Usai Robohnya Proyek Tol Manado-Bitung

Kementerian PUPR segera mengevaluasi metode kerja dari proyek Tol Manado-Bitung tersebut.

oleh Bawono Yadika diperbarui 17 Apr 2018, 21:10 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2018, 21:10 WIB
Proyek Tol Manado-Bitung
Proyek tol Manado-Bitung roboh. (Liputan6.com/Yoseph Ikanubun)

Liputan6.com, Jakarta Kecelakaan pekerjaan konstruksi kembali terjadi. Kali ini berlangsung pada proyek Tol Manado-Bitung di Desa Tumaluntung, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), yang roboh pada Selasa sore ini, sekitar pukul 14.30 WIB. Tiga pekerja diketahui menjadi korban pada insiden tersebut.

"Iya, benar. Tapi informasi detilnya saya masih belum dapat, masih tunggu kabar," tutur Direktur Jembatan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Iwan Zarkasi, Selasa (17/4/2018).

Menurut Iwan, kondisi beton pada tiang sokongan yang belum maksimal dicor menyebabkan beton tidak kuat menahan beban yang mesti dipikul.

"Karena beton basah itu lebih berat, karena masih ada airnya dan sebagainya. Padahal, yang namanya ngecor dengan beton basah dan kemudian ada satu yang enggak kuat itu berdampak ke tiangnya," tutur dia.

"Jadi ibaratnya kalau kamu melihat orang mikul mayat ada satu yang enggak kuat yang lainnya juga ikut enggak kuat," kata dia.

Iwan mengaku pihaknya segera mengevaluasi metode kerja dari proyek besutan Wijaya Karya tersebut. "Iya, sebentar lagi itu akan diperbaiki cara dan metodenya. Tapi kita harus tahu sebelumnya seperti apa perbaikanya itu kita harus tahu dulu," ujar dia.

Saat ini, Kepala Balitbang Kementerian PUPR, Danish Sumadilaga, telah mengirimkan tim untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Namun, Danish belum bisa memastikan apa penyebab dari insiden longsor pada proyek tol Manado-Bitung tersebut. "Sudah sudah, sudah kirim tim. Tapi perkiraan penyebabnya belum tahu, kan baru kirim tim," dia menandaskan.

Tonton Video Ini:

Wijaya Karya Minta Maaf atas Insiden Pekerjaan Tol Manado-Bitung

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menyatakan insiden proyek yang terjadi pada Selasa, 17 April 2018 merupakan overpass akses Jalan Tumaluntung yang melintas di atas lokasi rencana Jalan Tol Manado-Bitung (underpass).

Manajemen PT Wijaya Karya Tbk menjelaskan sejak Senin, 16 April 2018 pukul 22.00 telah dilaksanakan pembangunan overpass (2 slab) di Desa Tumaluntung, Minahasa Utara (STA 13+600), dengan spesifikasi panjang bentang 36 meter dan lebar 10 meter sebagai penghubung atau akses Jalan Tumaluntung yang kemudian diikuti dengan pekerjaan konstruksi underpass Jalan Tol Manado Bitung.

Pada Selasa 17 April pukul 13.58, pekerjaan pengecoran insitu pada salah satu slab, tiba-tiba runtuh, yang salah satu slab dengan spesifikasi dan metode kerja yang sama telah berhasil dibangun.

Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk, Puspita Anggaraeni, mengklarifikasi kalau konstruksi yang runtuh adalah overpass akses Jalan Tumaluntung yang melintas di atas lokasi rencana Jalan Tol Manado-Bitung (underpass). Insiden terjadi bukan konstruksi jalan Tol Manado-Bitung (belum terbangun).

PT Wijaya Karya Tbk bersama Basarnas, Brimob, dan Kodim setempat bekerja sama dalam penanganan evakuasi 21 korban yang bekerja di lokasi. Lima orang pekerja telah mendapatkan perawatan dan sudah diizinkan untuk kembali pulang. Adapun 14 orang mendapat perawatan inap untuk memastikan kesehatan yang bersangkutan. Sedangkan dua orang pekerja masih mendapatkan pertolongan di lokasi.

"PT Wijaya Karya Tbk bertanggung jawab penuh terhadap semua korban dan menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat atas kejadian ini dan memastikan para korban mendapatkan penanganan terbaik,” ujar Puspita.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya