Pusing dengan Kondisi Keuangan Saat Ini, Simak 4 Tips Mudah Mengaturnya

Terkadang banyak orang yang masih saja sulit mengatur keuangannya hingga akhirnya berkutat dengan utang yang tak ada habisnya.

oleh Nurmayanti diperbarui 07 Mei 2018, 08:00 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2018, 08:00 WIB
Ilustrasi mengatur keuangan.
Ilustrasi mengatur keuangan.

Liputan6.com, Jakarta Pusing dengan Kondisi Keuangan? Ini 4 Tips Mudah Mengaturnya

Baru pertengahan bulan, gaji sudah mulai menipis, bahkan tak jarang hampir habis. Akhirnya, kas bon jadi andalan untuk menyambung hidup hingga tanggal tiba. Jika situasi ini yang Anda alami, sudah waktunya mulai mengatur dan mengelola keuangan dengan lebih terencana.

Dengan pengelolaan keuangan yang terencana, Anda akan lebih bisa mengontrol ke mana saja penghasilan harus dialokasikan. Ketika mengelolanya, buatlah anggaran dengan bijak dan rinci sesuai dengan kebutuhan bukan hanya memenuhi keinginan.

Namun, terkadang banyak orang yang masih saja sulit mengatur keuangannya hingga akhirnya berkutat dengan utang yang tak ada habisnya. Sampai-sampai, berapa pun penghasilan yang diperoleh selalu saja kurang dan tak pernah cukup.

Inilah mengapa mengatur dan mengelola keuangan memiliki tujuan yang sangat penting. Jika Anda bingung bagaimana harus mengatur keuangan agar tak selalu minus tiap bulan.

Berikut ini ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan sebagaimana dikutip dari Cermati.com.

1. Pola Skema Anggaran

Sebelum gaji diterima, ada baiknya ketahui pengeluaran Anda selama satu bulan. Tulis secara rinci satu demi satu kebutuhan yang diperlukan. Jangan sampai ada yang terlewat. Setelah Anda ketahui daftarnya, lalu pisahkan menjadi beberapa bagian, yakni:

Pisahkan untuk bagian pengeluaran wajib, seperti cicilan utang, sewa rumah, bayar listrik, belanja kebutuhan dapur dan mandi, menabung, serta kebutuhan wajib yang tak bisa ditawar lainnya.

Lalu untuk pengeluaran sekunder atau kebutuhan pendukung, seperti belanja beli baju, kosmetik, sepatu, jalan-jalan atau pengeluaran lain yang bisa ditunda.

Kemudian pemisahan pengeluaran yang tak terduga, misalnya kalau sakit, ada teman maupun saudara yang punya hajat atau sakit yang perlu dijenguk pasti perlu membawa buah tangan.

Setelah itu buatlah skema anggaran dengan berdasarkan jumlah penghasilan yang diperoleh. Misalnya dengan menggunakan rasio 50:30:20, yakni 50 persen untuk pengeluaran wajib, 30 persen untuk pengeluaran sekunder dan 20 persen untuk pengeluaran tidak terduga.

Skema anggaran tersebut bisa diterapkan untuk keluarga yang penghasilan tiap bulannya tetap atau tidak berubah. Dan sebetulnya skema anggaran ini sangat relatif.

Namun yang pasti adalah menentukan besaran anggaran untuk belanja dan mengatur penghasilan agar cukup serta tidak minus tiap bulannya. Sebab berapapun uang yang ada di tangan pasti akan habis.

2. Pola Sederhana

Ketika masih lajang, tentu kebutuhan dan tanggungan yang dimiliki tidaklah terlalu banyak. Ini berbeda dengan mereka yang sudah berkeluarga. Mengatur keuangannya pun terbilang jauh lebih simpel dan tidak terlalu ribet.

Ketahui jumlah pengeluaran bulanan lalu bandingkan dengan penghasilan yang didapat tiap bulan. Baru kemudian pisahkan menjadi dua bagian antara pos wajib dan pos sekunder.Pada pos wajib, biasanya untuk pengeluaran tak boleh ditunda seperti bayar cicilan kredit motor atau cicilan lain, sewa rumah atau kos, bayar kuliah atau pengeluaran lainnya.

Lalu pos sekunder, biasanya untuk kebutuhan yang tidak terlalu mendesak tetapi cukup penting, seperti tabungan, belanja kebutuhan sehari-hari, beli baju, nongkrong, nonton di bioskop ataupun kesenangan lainnya.Dua pos ini lebih mudah dilakukan pengaturannya, terutama bagi lajang yang belum menikah dan tak memiliki tanggunan.

 

Pola Lain

3. Pola Mingguan

Pola yang satu ini memisahkan pos pengeluaran untuk setiap minggunya. Jadi, anggaran dibuat secara khusus hanya untuk tiap minggu tertentu saja. Jika Anda merasa penghasilan selalu cepat habis bahkan di minggu pertama, maka metode ini bisa coba diterapkan.

Caranya? Setelah menerima gaji, langsung saja dipotong untuk kebutuhan minggu pertama, kedua, ketiga, keempat dan seterusnya sesuai dengan anggaran yang telah dibuat.Perlu diingat, membuat anggaran memang sulit tetapi lebih sulit lagi menerapkannya sehingga jangan sampai anggaran jebol karena kurang perhitungan.

Pola mingguan ini cocok untuk pekerja urban atau mahasiswa yang penghasilannya tidak menentu dan terbatas.

4. Pola Anggaran Dasar

Meskipun penghasilan yang Anda dapat setiap bulan sangat terbatas, mengatur pola pengeluaran juga sangat penting dilakukan. Misalnya dengan pola anggaran dasar.

Dalam pola ini lebih mengutamakan kebutuhan wajib dan mendasar terlebih dahulu. Seperti cicilan kredit, kebutuhan dapur dan perlengkapan mandi, sewa rumah, listrik, biaya sekolah atau kebutuhan mendasar lainnya.

Ketika penghasilan Anda terbatas, selain menahan diri untuk berbelanja yang tidak perlu sebaiknya tahan diri untuk menambah utang konsumtif jika kebutuhannya masih bisa ditunda. Sebab bisa membebani pengeluaran bulanan yang sudah sangat terbatas.

Penting Mengelola Keuangan Seberapa Pun Besarnya Gaji

Penghasilan cukup atau tidak sebetulnya sangat relatif sebab semua orang memiliki kebutuhan yang berbeda dengan gaya hidup yang berbeda pula. Jika ingin penghasilan cukup atau bahkan bisa menabung hingga investasi, maka keuangan perlu pengelolaan yang baik, berapa pun jumlahnya. Dengan begitu, Anda akan belajar untuk mengutamakan yang prioritas dan tidak menyepelekan penghasilan yang diperoleh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya