Ada Ledakan Bom di Surabaya, Ini Dampaknya ke Ekonomi RI

Dampak ekonomi dari peristiwa ledakan bom di tiga gereja di Surabaya ditanggapi beragam oleh ekonom.

oleh Bawono Yadika diperbarui 13 Mei 2018, 10:45 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2018, 10:45 WIB
Bom Bunuh Diri Ledakan Gereja di Surabaya
Suasana pasca ledakan gereja di Gereja Katolik Santa Maria, Gubeng, Surabaya, Minggu (13/5) (Liptan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Bom meledak di tiga lokasi Kota Surabaya, Jawa Timur, pada hari ini, 13 Mei 2018. Ledakan bom salah satunya terjadi di Gereja Katolik Santa Maria, Ngagel. Peristiwa ini dinilai akan mengganggu iklim investasi dan wisata di kota Surabaya tersebut.

Ekonom Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menyatakan, peristiwa tersebut berdampak signifikan pada destinasi wisata di kota Surabaya.

"Serangan bom ini tentu akan berdampak kepada jalannya ekonomi di Surabaya dan perekonomian nasional. Setiap peristiwa pengeboman akan secara signifikan berdampak terhadap investasi dan kunjungan wisata," tuturnya kepada Liputan6.com, Minggu (13/5/2018).

Piter menjelaskan bahwa bom meledak di Gereja Santa Maria tersebut berpengaruh pada kondisi rupiah yang kini tengah mengalami pelemahan. Dia berpendapat, akan menciptakan tekanan baru pada rupiah dan pasar keuangan.

"Sangat disesalkan serangan bom terjadi di saat kondisi rupiah sekarang ini. Kita berharap kepolisian bisa bergerak cepat mengungkap kejadian ini sehingga dampak negatif peristiwa ini bisa diminimalkan," ujarnya.

"Rupiah akan semakin sulit kembali ke keseimbangan awal di bawah 14.000. Demikian juga indeks saham dan harga Surat Utang Negara (SUN). Yield SUN akan semakin tinggi dan mempersulit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)," Piter menambahkan. 

 

Tak Berpengaruh ke Ekonomi RI

Bom Bunuh Diri Ledakan Gereja di Surabaya
Suasana pasca ledakan gereja di Gereja Katolik Santa Maria, Gubeng, Surabaya, Minggu (13/5) Bom meledak di tiga gereja di Surabaya. (Liptan6.com/Istimewa)

Sementara itu, pengamat Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan ledakan yang terjadi tidak begitu berpengaruh pada kondisi perekonomian di Surabaya. Dia bilang, kondisi investasi di Surabaya, maupun Indonesia pada umumnya lebih dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi dan rencana kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed.

"Dulu pada saat ada peristiwa teror di gereja Yogyakarta pun hampir tidak berdampak ke sentimen pasar. Investor saat ini lebih mencermati data data ekonomi makro dan tren kenaikan suku bunga acuan The Fed," ujarnya.

Dia menjelaskan kondisi usaha di Surabaya masih akan terbilang stabil pasca-ledakan yang terjadi.

"Prospek bisnis di Surabaya masih cerah dengan tingkat populasi kelas menengah yang semakin besar. Pengembangan kawasan industri juga bagus. Dampak dari teror hari Minggu ini kecil sekali. Pelaku usaha saya kira sangat rasional," tandas Bhima.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya