Selain Kurma, RI Bebaskan Bea Masuk Seluruh Produk Palestina

RI membebaskan bea masuk ekspor kurma dan minyak zaitun Palestina.

oleh Septian Deny diperbarui 23 Mei 2018, 12:45 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2018, 12:45 WIB
Gaya Mendag Enggartiasto Lukita Saat Pemotretan
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat pemotretan dalam kunjungannya ke Kantor Liputan6 di SCTV Tower, Jakarta (4/5). Di Partai Nasdem, Enggartiasto dipercaya menjabat sebagai Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah secara resmi membuka perdagangan bebas dengan Palestina. Hal tersebut sebagai tindak lanjut dari pembicaraan kedua negara dalam Konferensi Tingkat Menteri World Trade Organization (WTO) ke-11 di Buenos Aires, Argentina, akhir tahun lalu.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, Kementerian Perdagangan hari ini telah melakukan pembahasan dengan Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun. Untuk tahap awal dari perjanjian dagang ini, Palestina akan mengekspor dua produknya, yaitu kurma dan minyak zaitun (olive oil) ke Indonesia.

‎"Kami membahas mengenai implementasi dari perjanjian yang telah ditandatangani dengan Menteri Ekonomi Palestina di Buenos Aires. Untuk tahap awal dari perjanjian ini, akan masuk dua komoditi dari Palestina, yaitu kurma dan olive oil," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Rabu (23/5/2018).

Menurut Enggartiasto, selanjutnya akan ada pembahasan lebih detail antara perwakilan dua negara guna menentukan produk-produk apa saja yang Palestina ekspor ke Indonesia dan juga sebaliknya. Masing-masing produk akan dibebaskan dari bea masuk.

"Kami membuka untuk seluruh produk Palestina, apa pun. Dan ini zero tariff. Berikutnya kita sepakat untuk tingkat kerja sama perdagangan yang lebih luas. Kedua pihak tidak mau ada free rider atau produk lain atas nama Palestina yang masuk ke Indonesia (atau sebaliknya)," kata dia.

 

Selanjutnya

Panen Kurma Jalur Gaza
Pekerja Palestina menurunkan buah kurma saat memanen dari pohonnya di perkebunan Al Zawayda, Jalur Gaza, Selasa (10/10). Hasil dari perkebunan ini digunakan memenuhi kebutuhan hidup warga di tengah perebutan wilayah perbatasan oleh Israel. (AP/Adel Hana)

Untuk pembahasan lebih dalam mengenai kerja sama ini, lanjut Enggartiasto, akan dilaksanakan pada pertengahan tahun ini. Nantinya kedua negara akan menyusun daftar produk-produk yang dibutuhkan.

"Mereka akan susun list-nya, kita juga bikin list produk yang bisa masuk ke sana. Zero tariff, sehingga Palestina bisa dapat harga produk murah.‎ Pertengahan tahun ini kedua tim akan duduk bersama membahas hal tersebut. Mungkin, Juli, Agustus atau Oktober kita siap. Alternatif tempatnya apakah di Palestina atau Indonesia. Kalau di Indonesia, bisa di Jakarta atau Yogyakarta, karena kita beri beasiswa masyarakat Palestina di Yogyakarta," tandas dia.

Sebagai informasi, neraca perdagangan Indonesia-Palestina pada 2016 mencapai USD 2,5 juta. Dari nilai tersebut, Indonesia ‎mendominasi dengan ekspor ke Palestina sekitar USD 2,23 juta. Sedangkan nilai ekspor Palestina ke Indonesia hanya sebesar USD 284 ribu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya