Liputan6.com, Yogyakarta - Selama lebih dari 1.400 tahun, suku Arab Badui menjaga tradisi yang diwariskan dari kebiasaan Nabi Muhammad Saw. Mulai dari makanan kesukaan Nabi Muhammad hingga kebiasaan sehari-hari, seperti penggunaan celak mata sebelum tidur, masih dilestarikan oleh komunitas ini.
Mengutip dari berbagai sumber, salah satu kebiasaan Nabi Muhammad yang masih dilestarikan oleh Arab Badui adalah pembuatan asyidah, makanan kesukaan Nabi Muhammad. Asyidah terbuat dari kurma matang yang dibersihkan, dihaluskan dengan tangan, lalu dicampur dengan tepung gandum dan minyak samin.
Proses pembuatannya dilakukan secara tradisional, tanpa menggunakan alat modern, sehingga menjaga keaslian resep yang telah ada sejak zaman Nabi Muhammad. Makanan ini tidak hanya menjadi santapan lezat, tetapi juga memiliki nilai historis yang tinggi, mengingat umurnya yang telah mencapai lebih dari 1.400 tahun.
Advertisement
Baca Juga
Selain asyidah, Arab Badui juga menjaga tradisi membuat jujus, minuman favorit Rasulullah yang terbuat dari rendaman air kurma. Cara pembuatannya cukup sederhana.
Kurma direndam dalam air, diaduk-aduk, lalu disaring menggunakan kain tipis. Akan tetapi, ada aturan khusus yang harus dipatuhi, yaitu air rendaman kurma tidak boleh disimpan lebih dari tiga hari karena dapat berubah menjadi arak.
Tidak hanya dalam hal makanan dan minuman, Arab Badui juga menjaga kebiasaan Rasulullah dalam penggunaan celak mata sebelum tidur. Celak mata ini terbuat dari campuran kuning telur ayam, batu ismi, biji aprikot, dan mahala.
Bahan-bahan tersebut ditumbuk hingga halus, kemudian disaring menggunakan kain tipis untuk mendapatkan serbuk celak yang siap digunakan. Kebiasaan ini diyakini memiliki manfaat untuk kesehatan mata.
Arab Badui memegang teguh tradisi-tradisi ini sebagai bentuk penghormatan dan kecintaan mereka terhadap Nabi Muhammad Saw. Meskipun zaman telah berubah, Arab Badui tetap setia melestarikan kebiasaan-kebiasaan Rasulullah.
Penulis: Ade Yofi Faidzun