Liputan6.com, Jakarta - Maskapai Qantas resmi membuka rute penerbangan harian Melbourne, Australia-Denpasar, Bali pada 26 Juni 2018. Rute penerbangan ini telah beroperasi sejak 23 Juni 2018.
Menggunakan armada Boeing 737-800, rute terbaru Qantas ini hadir seiring dengan peningkatan frekuensi penerbangan Melbourne-Denpasar milik anak usahanya, Jetstar, dari 10 kali seminggu menjadi dua kali sehari.
Advertisement
Baca Juga
CEO Qantas International, Alison Webster mengungkapkan, sebagai sebuah grup, perusahaan memiliki fleksibilitas dalam jaringan Qantas untuk menanggapi pertumbuhan permintaan di wilayah yang telah diidentifikasi.Â
“Kami melihat Bali, Indonesia sebagai destinasi liburan yang sangat populer dan dapat menjawab berbagai anggaran maupun selera yang berbeda-beda. Melalui peningkatan frekuensi layanan antar kedua negara, kami mampu menawarkan pilihan yang semakin beragam pada para pelanggan," jelas Webster dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (27/6/2018).
Rute Melbourne melengkapi layanan harian Qantas untuk rute Sydney-Denpasar yang kini telah tersedia pula sepanjang tahun. Hal ini mencerminkan tingginya permintaan dari para pelanggan yang menginginkan pengalaman berwisata full-service ke Pulau Dewata, sebagai salah satu destinasi liburan paling populer di Australia.
“Dalam lima tahun terakhir, kami melihat jumlah wisatawan Australia yang bepergian ke Bali meningkat lebih dari dua kali lipat. Tahun lalu saja, Qantas dan Jetstar telah menerbangkan 1,6 juta pelanggan di rute tersebut," kata Webster.
Untuk melayani rute Melbourne-Denpasar, Qantas akan mengoperasikan pesawat Boeing 737 yang terdiri atas dua kelas penumpang. Harga tiket telah mencakup pula alokasi bagasi penumpang, inflight entertainment, serta hidangan makanan dan minuman.
Bersama Jetstar, Qantas Group kini menawarkan 84 layanan pulang-pergi menuju Bali dari seluruh wilayah Australia. Ini menjadikan Qantas Group sebagai grup maskapai internasional terbesar yang beroperasi di pulau Bali.
Â
Â
Â
Â
Ancaman Mogok Pilot Garuda Indonesia Bukan Karena Gaji
Pemerintah mengatakan penyelesaian sengketa antara manajemen Garuda Indonesia dan pekerja masih terus berlangsung. Hal ini dimediasi oleh Satuan Tugas (Satgas) dari berbagai instansi terkait.Â
Deputi Bidang Kedaulatan Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan, mediasi itu dilakukan oleh tim Satgas  yang beranggotakan Kemenko Bidang Kemaritiman, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian BUMN.
Targetnya akan akan selesai dalam minggu ini. Lebih cepat dari target sebelumnya yang harus selesai di minggu pertama Juli 2018.
"Targetnya Jumat ini selesai. Sepertinya bisa," ungkap Purbaya di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (26/6/2018).
Ia menjelaskan, beberapa persoalan yang ditemukan lebih merupakan persoalan prosedural terkait perjanjian antara pegawai maupun pilot Garuda Indonesia dan manajemen.
"Sama sekali gaji tidak ada (masalah). Mungkin ada beberapa kebingungan karena ada beberapa prosedur yang belum clear," kata dia.
"Nanti ke depannya kita coba prosedur-prosedur itu clear. Perjanjian kerja sama pegawai sama perusahaan. Ini sudah habis 2017, PKB (perjanjian kerja bersama). Jadi harusnya kan tetap berlaku, tapi ada kebingungan apakah diperpanjang, sehingga ada beda pendapat. Sehingga kita bereskan aja di samping masalah lainnya," Purbaya menambahkan.Â
Ia pun berharap, proses penyelesaian sengketa ini dapat berlangsung dengan lancar, sehingga tidak perlu timbul pergolakan, semisal ancaman untuk kembali mogok kerja.
"Kita coba usahakan supaya mereka tidak mogok kerja. Sekarang kita dengarkan. Bahkan Menko (Maritim) sudah ketemu mereka secara langsung beberapa kali. Menhub juga sama. Menteri BUMN juga sama, sudah mengirimkan utusannya untuk dengar keluhan mereka. Saya sih melihat ini bisa dicari titik tengahnya," tandasnya.
Â
Reporter :Â Wilfridus Setu EmbuÂ
Sumber : Merdeka.com
Advertisement