Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk tengah mengkaji rencana pembukaan rute penerbangan baru ke Bandara Charles de Gaulle Paris, Prancis. Ekspansi penerbangan ini dilakukan menyusul pencabutan larangan penerbangan bagi maskapai nasional.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala N Mansury menjelaskan dalam rencana, realisasi pembukaan rute penerbangan Jakarta-Prancis akan dilakukan pada 2019.
Advertisement
Baca Juga
"Jakarta-Prancis masih dalam tahap pembahasan saat ini. Tentunya tidak di 2018, tapi mungkin di 2019, (bandara) Charles de Gaulle," ungkapnya di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (26/6/2018).
Karena masih di tahap pembahasan awal, Pahala mengatakan, Garuda Indonesia belum menetapkan jumlah penerbangan yang bakal melayani rute tersebut.
"Belum tahu (jumlah penerbangan)," katanya.
Selain itu, manajemen maskapai Garuda pun tengah mengevaluasi rute penerbangan Jakarta-London yang dinilai kurang menguntungkan.
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta Garuda Indonesia untuk mengevaluasi rute Jakarta-London yang digarap maskapai tersebut. Bila memang tidak menguntungkan, rute tersebut dinilai lebih baik ditutup.
"Belum. Kita belum tahu. Tapi kita saat ini tidak aktif melakukan pemasaran untuk rute (Jakarta-London) tersebut. Kita tunggu saja nanti," tandasnya.
Reporter : Wilfridus Setu Embu
Sumber : Merdeka.com
Lion Air Ingin Terbangi Langit Prancis dan Jerman
Uni Eropa melalui EU Flight Safety List resmi mencabut larangan terbang Indonesia (EU Flight Ban). Maskapai Indonesia yang berjumlah sebanyak 55 maskapai telah memenuhi syarat diizinkan terbang ke Uni Eropa.
Menindaklanjuti hal itu, Lion Air langsung bergerak cepat. Maskapai berlogo singa tersebut tengah melakukan kajian untuk bisa menerbangi beberapa negara di eropa. Dua negara yang dinilai cukup potensial adalah Prancis dan Jerman.
"Yang sudah market sounding itu dari groupnya Lion, dia sekarang tengah jajaki market ke Paris dan salah satu kota di Jerman," ucap Dirjan Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso di kantornya, Senin (25/6/2018).
Prosesnya sendiri, dijelaskan Agus, setelah maskapai melakukan kajian pasar, baru dilanjutkan dengan mengajukan izin untuk bisa menerbangi rute tersebut. Secara paralel, Ditjen Udara Kemenhub juga mengkaji mengenai potensi pasar di kota tujuan.
Tidak hanya izin dari otoritas penerbangan di Indonesia, untuk menerbangi kota di luar negeri juga harus mendapat persetujuan dari otoritas penerbangan di negara bersangkutan.
Mengenai pesawat yang digunakan, Agus menggarisbawahi untuk mennggunakan pesawat berbadan lebar. Karena jauhnya penerbangan menjadikan faktor efisiensi hal yang utama.
"Lion Air itu sepertinya juga tengah melirik Dreamliner (Boeing 787). Karena kalau tidak pakai pesawat berbadan lebar itu akan rugi. Bisa juga pakai Boeing 777 atau Airbus 380," terang Agus.
Menurut Agus, pemilihan Prancis dan Jerman menjadi pasar yang tengah dijajaki Lion AIr adalah satu hal yang positif. Dua negara itu akan memiliki pasar yang potensial jika dikoneksikan dengan Jakarta dan Denpasar.
"Sekarang kan sudah ada penerbangan Garuda Indonesia ke Amsterdam, tapi market Paris dan Jerman itu banyak juga. Dulu pernah ada penerbangan ke Jerman dan ini bagus kalau diterbangi lagi," pungkasnya.
*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya diLiputan6.com.
Advertisement