Belum Kantongi Sertifikat, PT DI Sudah Banjir Pesanan 104 Pesawat N219

PT DI sudah mendapat pesanan untuk memproduksi ratusan unit pesawat N219 Nurtanio dari dalam dan luar negeri.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Jun 2018, 11:46 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2018, 11:46 WIB
Pesawat N219 produksi PT Dirgantara Indonesia melakukan system navigation functional check. (Dok. PTDI)
Pesawat N219 produksi PT Dirgantara Indonesia melakukan system navigation functional check. (Dok. PTDI)

Liputan6.com, Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PT DI tengah menyelesaikan tahapan sertifikasi produk terbarunya N219 Nurtanio. Pesawat ini tengah mengejar syarat jam terbang untuk bisa mendapatkan sertifikat layak produksi oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub). 

Meski masih proses pengujian, namun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut sudah memperoleh banyak pesanan pesawat yang memiliki dua baling-baling tersebut.

"N219 itu sudah ada permintaan 104 unit, padahal masih uji terbang demi melengkapi persyaratan sertifikasi," kata Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno di Kementerian BUMN, Kamis (21/6/2018).

Untuk domestik, beberapa perusahaan maskapai dan pemerintah daerah menyatakan siap membeli pesawat hasil karya anak bangsa ini, seperti Trigana Air, Pelita Air Service, Pemda Kalimantan Utara, dan Pemda Papua.

Sementara untuk luar negeri, beberapa negara yang menyatakan minatnya terhadap pesawat N219 Nurtanio seperti Uni Eropa, Kolombia, Uni Emirat Arab, Meksiko dan Kolombia.

"Kita targetkan awal 2018, sertifikasi (N219) itu keluar dan kita bisa langsung produksi," tegas Harry.

 

Genjot Produksi

Pesawat N219, Bukti Kemampuan Indonesia Sekelas Jepang dan Korea
Pesawat N219 karya anak bangsa dirancang untuk melayani penerbangan perintis di Indonesia, seperti di kawasan Papua dan Kalimantan. (dok. Basarnas Jawa Barat)

Mengenai produksi di tahun pertama, PT DI baru mampu menghasilkan 6 unit pesawat per tahunnya. Namun kapasitas produksi ini akan meningkat setiap tahunnya, yaitu tahun kedua menjadi 20 unit per tahun dan tahun ke tiga menjadi 50 unit per tahun.

Sebelumnya, perusahaan menjadi salah satu peserta di Singapore Air Show pada Februari 2018. Dalam kepesertaannya, PT DI menawarkan berbagai produknya yang menjadi andalan, yaitu pesawat N219 Nurtanio.

Tak sia-sia, PT DI telah melakukan sejumlah penandatanganan dengan berbagai pihak mengenai komersialisasi pesawat terbaru N219 Nurtanio tersebut pada 7 Februari 2018. Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Menteri BUMN Rini Soemarno di Singapore Air Show 2018.

Beberapa kesepakatan yang ditandatangani hari ini di antaranya framework agreement pengadaan, pelayanan, dan komersialisasi 20 unit pesawat N219 Nurtanio dengan PT Pelita Air Service; pengadaan N219 Nurtanio dengan Bupati Puncak Jaya, Papua Willem Wandik.

Selain itu, pengadaan 50 pesawat N219 Nurtanio dan pengembangan SDM dan fasilitas kedirgantaraan di Aceh dengan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf.

Tak hanya itu, masih ada lagi, yaitu framework agreement penyusunan analisis operasional, dan pendanaan pengadaan 5 unit pesawat N219 Nurtanio dengan PT Trigana Air Service.  Pada Singapore Airshow 2018, PT Trigana Air Service tertarik untuk pengadaan 5 unit N219 Nurtanio ditambah opsi lima unit dan kerja sama penyusunan analisis operasional pesawat N219 Nurtanio. PT DI juga akan membantu Trigana Air Service untuk mendapat pendanaan untuk menunjang pengadaan pesawat N219 Nurtanio.

Framework agreement antara PT DI dan Trigana Air Service ini berlaku selama dua tahun, berlaku sejak tanggal efektif penandatanganan, dan dapat diperpanjang atas persetujuan kedua belah pihak.

Selain itu, PT DI melakukan framework agreement pengadaan 2 unit pesawat N219 Nurtanio dengan Gubernur Provinsi Kalimantan Utara Irianto Lambrie; framework agreement pemasaran, pengadaan dan produksi pesawat N219 Nurtanio dengan Avitra Aerospace Technologies.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya