Jokowi Sambangi Pameran ASAFF 2018

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambangi Jakarta Convention Center, Jakarta, pada Sabtu (30/6/2018).

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jun 2018, 14:54 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2018, 14:54 WIB
(Foto: Merdeka.com/Wilfridus S)
Presiden Jokowi sambangin pameran Asaff 2018 (Foto:Merdeka.com/Wilfridus S)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambangi Jakarta Convention Center, Jakarta, pada Sabtu (30/6/2018). Kehadiran Jokowi untuk mengunjungi Asian Agriculture and Food Forum (ASAFF) yang diselenggarakan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).

Pantauan Merdeka.com, Jokowi yang datang dengan setelan kemeja putih dan celana bahan hitam ini didampingi oleh Ketua Umum  HKTI, Moeldoko.

Kedatangan Jokowi langsung disambut antusias peserta pameran bertema Transforming Challenges into Opportunities: Agricultural Innovation and Food Security' ini.

"Pak, sepeda Pak," ujar beberapa pengunjung sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman dengan mantan Walikota Solo ini.

Sambil berjabatan tangan dengan pengunjung dan peserta pameran, Jokowi berkeliling area pameran untuk mengunjungi stand-stand pameran yang ada. 

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

 

Modal dan Lahan Sempit Jadi Kendala Petani Indonesia

(Foto: Merdeka.com/Wilfridus S)
Ketua Umum HKTI Moeldoko (Foto: Merdeka.com/Wilfridus S)

Sebelumnya, Ketua Umum HKTI, Moeldoko membeberkan sejumlah masalah yang saat ini dihadapi petani Indonesia. Salah satu tantangan menurut mantan Panglima TNI itu adalah sempitnya lahan yang dikelola.

"Rata-rata nasional lahan petani kita 0,2 sampai 0,3 hektare. Lahan yang kecil itu juga rusak karena penggunaan pestisida dan pupuk anorganik yang berlebihan," kata Moeldoko dalam acara Agriculture and Food Forum (ASAFF) yang diselenggarakan HKTI, di JCC, Jakarta, Kamis 28 Juni 2018.

Permodalan juga masih menjadi kendala. Meskipun Pemerintah sudah hadir dalam berbagai program untuk membantu permodalan petani, tapi masih saja petani sulit mengakses perbankan.

"Aspek capital, modal petani kita tidak terbiasa berhubungan dengan perbankan, walau Pemerintah sudah punya KUR," ujar dia.

Penggunaan teknologi, kata Kepala Staf Kepresidenan ini juga masih belum terlalu menyentuh proses pengolahan lahan. "Management. Petani tidak terbiasa dengan pendekatan management. Mereka business as usual. 'Ya sudah seperti itu saja'," ujar dia.

Selain itu, pengelolaan pasca panen menjadi tantangan. Petani akan kehilangan hasil pertanian, sebanyak 10 persen kalau tidak dikelola dengan baik. "Saya harap melalui ASAFF ini persoalan-persoalan ini dapat dicari solusinya," tegas dia.

"Aspek capital, modal petani kita tidak terbiasa berhubungan dengan perbankan, walau Pemerintah sudah punya KUR," ujar dia.

Penggunaan teknologi, kata Kepala Staf Kepresidenan ini juga masih belum terlalu menyentuh proses pengolahan lahan. "Management. Petani tidak terbiasa dengan pendekatan management. Mereka business as usual. 'Ya sudah seperti itu saja'," ujar dia.

Selain itu, pengelolaan pasca panen menjadi tantangan. Petani akan kehilangan hasil pertanian, sebanyak 10 persen kalau tidak dikelola dengan baik. "Saya harap melalui ASAFF ini persoalan-persoalan ini dapat dicari solusinya," tegas dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya