Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2018 dan tahun 2019 merupakan tahun politik nasional. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) telah digelar dan tahun depan Indonesia akan memilih pemimpin baru. Pesta demokrasi diyakini berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi dan properti nasional.
Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan, jelang Pilkada digelar, aktivitas politik yang kian intensif dan menghangat dikhawatirkan dapat memengaruhi iklim investasi dan produksi di Indonesia, termasuk di sektor properti.
Advertisement
Baca Juga
Namun berrdasarkan data Rumah.com Property Index ternyata tidak ada gejolak tren harga properti menjelang Pilkada. Terutama jika berkaca pada dampak Pilkada Banten 2017 dan Pilkada DKI Jakarta 2017 yang sempat memanas.
"Berkaca pada Pilkada DKI Jakarta 2017, di mana situasi cukup memanas dengan adanya demo yang berjilid-jilid, tren harga properti rupanya tetap stabil, baik sebelum dan sesudah Pilkada. Hal ini juga tercermin dalam kondisi properti di Banten jelang dan setelah Pilkada," ujar Marine dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (3/7/2018).
Tren harga properti DKI Jakarta dan Banten tetap stabil pada Pilkada 2017
Pilkada DKI Jakarta 2017, yang memenangkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno digelar pada bulan Februari untuk putaran pertama dan April untuk putaran kedua. Sementara itu, Pilkada Banten 2017 yang memenangkan pasangan Wahidin Halim-Andika Hazrumy digelar satu putaran pada Februari.
Data Rumah.com Property Index menunjukkan bahwa tren harga properti DKI Jakarta menunjukkan peningkatan sebesar 2,1 persen dari kuartal IV 2016 (sebelum Pilkada) ke kuartal I 2017 (periode Pilkada). Sementara itu, pada Kuartal II 2017 mengalami peningkatan sebesar 3,3 persen dibandingkan Kuartal I 2017.
Tren yang sama juga terlihat pada tren harga properti di Banten. Peningkatan sebesar 0,4 persen terjadi pada Kuartal I 2017 dibanding Kuartal IV 2016. Sementara pada Kuartal II 2017 terjadi peningkatan sebesar 1,3 persen dibanding Kuartal I 2017.
Menjelang Pilkada 2018, penurunan terlihat terjadi pada kuartal pertama 2018. DKI Jakarta turun sebesar 0,39 persen (quarter-on-quarter) sedangkan Banten turun 1,8 persen. Namun hal ini diyakini bukan akibat Pilkada, melainkan siklus tahunan.
"Secara nasional, tren harga properti di awal tahun mengalami penurunan sebesar 0,85% pada kuartal pertama 2018 terhadap kuartal keempat 2017. Namun penurunan ini lebih terkait dengan siklus tahunan yakni Hari Raya Idul Fitri, di mana masyarakat sedang fokus pada pengeluaran untuk menyambut hari raya. Peningkatan diharapkan terjadi pada kuartal kedua 2018," Marine menjelaskan.
Â
Menjaga Gairah
Langkah aktif Pemerintah Daerah dalam menjaga gairah industri properti menjadi salah satu faktor yang membuat kepercayaan pelaku industri properti tetap tinggi, seperti yang terjadi di Jawa Tengah. Provinsi ini baru saja menggelar Pilkada pada 27 Juni 2018.
"Di Jawa Tengah, calon pembeli rumah tidak terpengaruh. Politik dan properti justru seperti terpisahkan. Kondisi Pilkada kemarin rapi dan kondusif, begitu juga dengan media sosial, sehingga tidak memberi pengaruh terhadap properti baik pasar bawah sampai atas," ujar Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah, Prijanto.
"Jelang Pilpres, Pemda justru mendukung atau memberi kemudahan bagi masyarakat untuk bisa memiliki rumah sehingga kondisi pasar properti meningkat, baik dari sisi Undang-Undang, keuangan, dan lain-lain. Mendekati Pilpres, nampaknya makin terlihat peluang bagi masyarakat membeli rumah," ia menjelaskan.
 Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement