Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akanĀ melakukan negosiasi dengan PT Pertamina (Persero) untuk menurunkan harga avtur. Dengan penurunan ini diharapkan berdampak pada beban biaya maskapai.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, saat ini harga avtur yang dijual oleh Pertamina lebih mahal 20 persen dibandingkan harga internasional. Dengan negosiasi yang dilakukan, setidaknya harga bahan bakar pesawat tersebut bisa turun hingga 10 persen.
Baca Juga
"Kisarannya itu lebih mahal 20 persen, kan harga ini berkembang terus. Sebenarnya kalau beda 10 persen (dengan harga internasional) masih oke. Jadi kita minta harganya ditekan, jadi beda 10 persen," ujar dia di Jakarta, Kamis (12/7/2018).
Advertisement
Budi mengungkapkan, selama ini biaya pembelian avtur menjadi salah satu komponen terbesar struktur biaya operasional maskapai. Dengan kondisi seperti seperti saat ini, tingginya harga avtur membuat beban biaya yang harus ditanggung oleh maskapai khususnya yang berbiaya murah (low cosh carrier/LCC) menjadi semakin besar.
Namun, Budi belum bisa memastikan apakah dengan turunya harga avtur akan membuat harga tiket pesawat menjadi lebih murah.
"Ini kan tekanan terhadap LCC cukup besar, ada dolar dan sebagainya. Kita harapkan kalau avtur ini turun jadi bisa mengurangi itu (beban maskapai)," kata dia.
Menurut Budi, dirinya akan mengutus Direktur Jenderal Perhubungan Udara untuk bernegosiasi dengan Pertamina terkait hal ini. Diharapkan, negosiasi tersebut bisa membuat harga avtur turun.
"Ya nanti saya tugaskan Dirjen Udara ke sana dalam minggu depan," tandas dia.
Ā