Kemenhub Bantah Tebang Pilih Saat Periksa Truk di Jembatan Timbang

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan ada truk yang 'lolos' dari pemeriksaan di fasilitas jembatan timbang.

oleh Merdeka.com diperbarui 17 Jul 2018, 13:33 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2018, 13:33 WIB
Semrawut Kemacetan Truk Kontainer di Tanjung Priok
Kemacetan arus kendaraan saat melintas di Jalan Yos Sudarso arah Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/7). Kemacetan panjang kendaraan yang didominasi truk kontainer jadi pemandangan rutin di Tanjung Priok. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan ada truk yang 'lolos' dari pemeriksaan di fasilitas jembatan timbang.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Budi Setiyadi menuturkan, hal itu disebabkan karena fasilitas jembatan timbang yang memang tidak memadai untuk melaksanakan fungsinya secara optimal. Luas jembatan timbang yang kecil adalah salah satu penyebabnya.

"Dampaknya begitu masuk 5 atau 10 truk sudah penuh. Jadi yang lainnya tidak bsa masuk lagi," kata dia, di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (17/7/2018).

"Itu yang kadang-kadang saya di bilang masih tebang pilih. Jangan dianggap itu sebagai tebang pilih. Memang sengaja saya lewatkan karena kemampuan jembatan timbang kita tidak atau belum maksimal," ujar dia.

Oleh karena itu, Kemenhub akan terus meningkatkan kualitas jembatan timbang agar pelayanan dapat berjalan lebih optimal dan tidak malah menimbulkan persepsi buruk oleh masyarakat.

"Sekarang kita ada layout jembatan timbang yang menurut saya memang memberikan pelayanan maksimal," ujar dia.

 

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kemenhub Bakal Relokasi Fasilitas Jembatan Timbang

Jembatan Yogyakarta
Jembatan di Yogya (Ilustrasi/Fathi Mahmud Liputan6.com)

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan merelokasi sejumlah fasilitas jembatan timbang. Direktur Jederal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi menuturkan, hal itu dilakukan lantaran ada jembatan timbang yang secara ukuran dinilai terlampau kecil.

"Mungkin saya akan melakukan evaluasi, dan kemudian nanti untuk relokasi pasti ada. Seperti Ajibarang. Ajibarang kecil, seperti di Purwokerto," ujar dia di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa 17 Juli 2018.

Selain pertimbangan menyangkut luas lahan, lokasi fasilitas jembatan timbang akan dievaluasi lagi. Dengan demikian, jembatan dapat ditempatkan di lokasi yang saja strategis.

"Dalam satu jalur, katakan pengawasan 30 km. Tempatnya di pinggir semua, di kiri semua, enggak pas. Satu kiri satu kanan, kayak yang di Widang. Di Lamongan sebelah kiri dari arah Tuban, berarti yang kena dari arah Tuban semua. Satu akan saya pindahkan ke arah kanan. Sehingga dari Surabaya Gresik itu akan kena," tutur dia.

Kemenhub menargetkan ada 91 jembatan timbang yang beroperasi pada 2019 . Diharapkan dengan demikian pengawasan dan pelayanan terhadap kendaraan kelebihan dimensi dan kelebihan muatan dapat menjadi lebih baik lagi.

"Sampai 2018, 43 jembatan timbang akan saya hidupkan. Sudah siap dan saya akan bangun juga, yang Medan sudah siap dibangun, kemudian di Balonggandu akan saya hidupkan lagi," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya