Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama pengelola bandara di tanah air, yakni PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II diminta melakukan kajian terkait urgensi pembangunan dan perluasan area bandara.
Area dimaksud seperti landas pacu (runway), apron untuk parkir pesawat hingga terminal bagi penumpang. “Karena sudah overload. Banyak bandara yang tak memadai lagi,” ujar Ketua DPR Bambang Soesatyo di Jakarta, Senin (23/7/2018).
Baca Juga
Dengan kenaikan jumlah penumpang pesawat setiap tahunnya, kajian tentang kondisi area bandara dinilai perlu demi kenyamanan dan keamanan sektor penerbangan di Indonesia.
Advertisement
Tak hanya soal kondisi bandara, Bambang turut menyoroti kualitas layanan maskapai Garuda Indonesia. Pesawat maskapai kebanggaan nasional itu kini, justru sering mengalami keterlambatan (delay) yang berefek pada penurunan on time performance (OTP).
Garuda Indonesia dinilai harus bisa mencari solusi atas persoalan internal yang berimbas kepada kualitas layanan bagi pelanggan.
“Meminta kepada pihak manajemen Garuda Indonesia agar dapat menyelesaikan persoalan-persoalan internal perusahaan secara profesional sehingga tidak berdampak kepada operasional pelayanan kepada konsumen,” kata dia.
Dia berharap, langkah Garuda Indonesia dalam melakukan efisiensi anggaran tidak mengurangi kualitas pelayanan, hak-hak, serta aspek keselamatan terhadap konsumen.
Selain itu, manajemen Garuda Indonesia untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh atas operasional jadwal penerbangan maupun penugasan kru di maskapai flag carrier itu.
“Langkah itu demi meningkatkan fasilitas pelayanan dan mengurangi keterlambatan,” tutur dia.
Jumlah Penumpang Pesawat Turun pada Mei 2018
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang angkutan udara domestik pada Mei 2018 sebanyak 7,3 juta orang atau turun 8,06 persen dibanding April 2018.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, penurunan jumlah penumpang tersebut terjadi di Bandara Kualanamu-Medan sebesar 15,08 persen, disusul dengan Juanda-Surabaya 11,76 persen, kemudian Soekarno Hatta Jakarta sebesar 9,28 persen.
"Sementara jumlah penumpang domestik terbesar melalui Soekarno-Hatta (Soetta) Jakarta, yakni mencapai 1,8 juta orang atau 24,32 persen dari total penumpang domestik, diikuti Juanda Surabaya 592,8 ribu orang atau 8,50 persen," ungkapnya di Kantor BPS, Jakarta, Senin (2/7/2018).
Suhariyanto mengatakan, jumlah penumpang angkutan udara domestik Januari-Mei 2018 mencapai 37,4 juta orang, atau naik 8,33 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 34,6 juta orang.
Selain itu, jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri atau internasional pada Mei 2018 sebanyak 1,4 juta orang atau turun sebesar 6,73 persen dibanding April 2018.
Penurunan jumlah penumpang terjadi di Bandara Hasanudin-Makassar sebesar 51,05 persen, Juanda-Surabaya 14,39 persen, Kualanamu-Medan 12,38 persen, dan Soekarno Hatta-Jakarta 11,58 persen.
"Sementara kenaikan jumlah penumpang terjadi di Bandara Ngurah Rai-Denpasar sebesar 3,96 persen," kata Suhariyanto.
Terakhir, dia menambahkan selama Januari-Mei 2018, jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri, baik memungkinkan penerbangan nasional maupun asing mencapai 7,2 juta orang atau naik 6,64 persen dibandingkan jumlah penumpang pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Reporter:Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement