Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi blusukan ke Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Rabu (22/8/2018). Lokasi tersebut, merupakan tempat peristirahatan para atlet Asian Games 2018 dari manca negara.
Pantauan Liputan6.com, di Wisma Atlet Kemayoran, Budi mulai blusukan di Wisma Atlet kemayoran, sekitar pukul 15.00 WIB. Hal pertama yang dilakukannya adalah, mendatangi terminal keberangkatan, mengecek kesiapan armada pengatar atlet ke masing-masing venue pertandingan.
Kemudian Budi yang didampingi jajaran pejabat Kementerian Perhubungan, melanjutkan perjalanannya ke dalam kawasan bangunan bertinggkat tersebut, dengan menghampiri beberapa titik. Yang pertama adalah tempat penjualan cinderamata Asian Games 2018.
Advertisement
Baca Juga
Setelah itu, Budi melanjutkan pengecekan pusat informasi pertandingan yang berada di lobi, setetalah melontarkan beberapa pertanyaan ke petugas pusat informasi.
Budi menuju ke salah satu Kamar Wisma, untuk melihat kondisi kamar. Dia pun sempat bergurau ke awak media, dengan menawarkan tidur di wisma atlet tersebut.
"Mau tidur di sini?," tutur Budi sambil tertawa.
Setelah melihat isi kamar atlet, Budi kemudian menunju tempat makan para atlet. Di tempat tersebut terjadi bebergai menu untuk memenuhi kebutuhan energi para atlit.
Setelah sekitar satu jam Budi blusukan di Wisma Atlet Kemayoran, mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (persero) tersebut kemudian menuju venue Asian Games 2018, di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini
Dengan Cara Ini, Menhub Mengaku Bisa Hemat APBN hingga Rp 11 Triliun
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bisa berhemat hingga lebih dari Rp 1 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ini dengan memaksimalkan skema proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Dia mengaku, tercatat ada 15 bandar udara, 20 pelabuhan, dan 5 terminal yang akan dilakukan efisien dengan skema KPBU.
"Hal paling signifikan adalah kami mengupayakan proyek KPBU, karena tercatat ada 15 bandara, 20 pelabuhan, 5 terminal yang kita lakukan suatu upaya KPBU. Artinya apa? Artinya tidak ada lagi APBNyang kita bebankan pada 2019. Oleh karena itu kami bisa melakukan efisiensi lebih dari satu triliun," jelas Menhub, seperti dikutip Sabtu 18 Agustus 2018.
Dia menuturkan jika skema KPBU ini bukan menjual proyek melainkan melakukan kerjasama konsesi dalam jangka waktu tertentu. Dan penerima konsesi akan menanggung seluruh biaya baik capital expenditure (capex) maupun operating expenditure (opex).
"Tolong dicatat KPBU itu bukan menjual, tetapi mengkerjasamakan konsesi dalam waktu tertentu, biasanya 20-30 tahun. Otomatis si penerima konsesi, harus menanggung biaya-biaya baik itu capexmaupun opex,” jelas dia.
Beberapa bandar udara yang sudah dilakukan proses kerjasama diantaranya adalah bandar udara di Palangkaraya, Lampung, Bengkulu dan Sentani.
Keempat bandara ini langsung di lakukan kerja sama dengan BUMN. Adapun nilai capex mencapai Rp 1 miliar per bandara.
"Yang sudah itu bandara Tjilik Riwut di Palangkaraya, dan bandara lain di Lampung, Bengkulu, dan Sentani. Kita langsung kerjasamakan dengan BUMN, langsung tunjuk, kita kasih 57 persen dan yang 43 persen musti lelang. Satu bandara itu capex-nya Rp 1 milliar," tutur Menhub.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement